Jakarta – Selebritas internet Arief Muhammad kembali membuat gebrakan. Kali ini, bukan konten kreatif yang menjadi sorotan, melainkan penjualan mobil Toyota Kijang Krista tahun 2002 miliknya yang berhasil terjual dengan harga fantastis, Rp 200 juta. Angka ini jauh melampaui harga pasar mobil sejenis, bahkan terpaut hingga Rp 80 juta lebih tinggi.

Awalnya, Arief hanya mengunggah foto mobil tersebut di akun Instagramnya, seolah menawarkan kepada pengikutnya. Dalam keterangan foto, ia menulis "Mau cek ombak ah. Kira-kira kalau Kijang Krista super good condition ini mau gue lepas, ada yg berani bayar berapa?". Unggahan ini pun langsung menuai respons beragam dari warganet.

Tidak lama berselang, Arief kembali mengunggah pembaruan, mengumumkan bahwa mobil tersebut telah laku terjual hanya dalam waktu 25 menit setelah foto diunggah. Harga yang disepakati pun tak main-main, mencapai Rp 200 juta. Padahal, menurut penelusuran, harga pasaran Kijang Kapsul keluaran tahun yang sama berada di kisaran Rp 120 juta, bahkan ada yang jauh lebih rendah.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan, mengapa mobil yang secara usia sudah tergolong tua, bisa dihargai begitu tinggi? Salah satu faktor kunci adalah faktor "nostalgia". Arief sendiri mengakui bahwa ia membeli mobil tersebut bukan hanya sekadar alat transportasi, melainkan juga untuk membangkitkan kenangan masa kecilnya di era 2000-an.

"Setelah hunting panjang, nemu juga akhirnya Kijang Krista dengan kondisi seperti ini. Senang sekali rasanya. Masuk ke dalam mobil ini seperti masuk ke dalam mesin waktu. Memory masa kecil di tahun 2000 awal muter2 lagi terplayback di kepala," ungkapnya di Instagram.

Pernyataan ini mengindikasikan bahwa mobil tersebut memiliki nilai emosional yang tinggi, bukan hanya sekadar nilai ekonomis. Pembeli pun, diduga kuat, membeli mobil tersebut karena merasakan hal yang sama. Ini menunjukkan bahwa di era digital saat ini, sentuhan nostalgia memiliki daya tarik tersendiri, bahkan mampu memengaruhi harga jual sebuah barang.

Penjualan Kijang Krista milik Arief Muhammad ini bisa menjadi gambaran baru tentang tren koleksi barang-barang klasik dengan sentuhan personal di media sosial. Bukan tidak mungkin, ke depannya akan lebih banyak lagi fenomena serupa yang terjadi, di mana harga sebuah barang dipengaruhi oleh nilai historis dan emosional yang melekat padanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini