PURWAKARTA – Kecelakaan beruntun kembali terjadi di ruas Tol Cipularang, kali ini di KM 97+200 arah Bandung pada Minggu (5/1/2025) pukul 09.11 WIB. Diduga kuat, insiden ini dipicu oleh sebuah truk yang tidak kuat menanjak, kembali menjadi sorotan mengenai keamanan berkendara di jalan tol. Akibatnya, lalu lintas di jalur tersebut sempat mengalami kepadatan yang cukup signifikan.

Tim gabungan dari Jasa Marga Metropolitan Tollroad (JMT), Jasa Marga Tollroad Operator (JMTO) dan Kepolisian segera bergerak cepat menuju lokasi kejadian untuk melakukan pengamanan dan pengaturan lalu lintas. Upaya ini membuahkan hasil, dengan satu lajur berhasil dibuka kembali pada pukul 09.28 WIB.

Agni Mayvinna, Senior Manager Representative Office 3 JMT, menjelaskan bahwa berdasarkan informasi dari petugas di lapangan, truk tersebut diduga mengalami masalah saat melintasi tanjakan. "Diduga truk tidak kuat menanjak dan melaju mundur sehingga menabrak kendaraan di belakangnya," ujarnya.

Insiden ini mengakibatkan dua orang mengalami luka-luka. Kedua korban telah dilarikan ke Rumah Sakit Abdul Rodjak Purwakarta untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Beruntungnya, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan kali ini.

Tragedi Berulang, Alarm untuk Keselamatan Truk di Jalan Tol

Kecelakaan yang disebabkan oleh truk tidak kuat menanjak ini bukanlah kali pertama terjadi. Belum lama ini, insiden serupa juga terjadi di Tol Pandaan-Malang pada akhir tahun 2024, yang bahkan menelan korban jiwa. Kejadian tersebut bermula ketika sebuah truk gagal menanjak, lalu parkir di bahu jalan dan kemudian menabrak bus yang membawa rombongan pelajar. Empat orang meninggal dunia dan sejumlah lainnya luka-luka akibat kecelakaan tragis tersebut.

Rangkaian kejadian ini memunculkan pertanyaan serius mengenai standar keselamatan dan kondisi kendaraan, khususnya truk yang beroperasi di jalan tol. Apakah pemeriksaan rutin sudah cukup ketat? Apakah pengemudi sudah dibekali dengan pelatihan yang memadai untuk menghadapi kondisi jalan yang menanjak?

Pihak terkait, baik pengelola jalan tol maupun kepolisian, perlu melakukan evaluasi menyeluruh dan mengambil langkah-langkah preventif. Salah satunya adalah dengan memperketat pengawasan terhadap kondisi kendaraan, serta memastikan bahwa setiap pengemudi truk telah memenuhi persyaratan kompetensi. Selain itu, jalur-jalur tanjakan di jalan tol juga perlu mendapatkan perhatian khusus, seperti penambahan rambu peringatan atau rekayasa jalan agar lebih aman bagi kendaraan yang melintas.

Kecelakaan di Tol Cipularang ini menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama. Dibutuhkan kesadaran dari semua pihak untuk mematuhi aturan lalu lintas, serta memastikan kendaraan dalam kondisi prima.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini