Skutik Honda Beat memang raja jalanan Indonesia. Irit, lincah, dan mudah dikendarai jadi daya tarik utamanya. Tak heran, populasinya menjamur di berbagai pelosok negeri. Namun, di balik popularitasnya, tersimpan beberapa "penyakit" yang sering dikeluhkan penggunanya. Bukan cuma soal perawatan yang sering diabaikan, tapi juga masalah dari pabrikan.
Mesin Brebet, Busi dan Filter Udara Biang Keladi
Salah satu masalah paling umum pada Honda Beat adalah mesin brebet saat pertama kali dihidupkan. Ini bukan masalah besar, tapi cukup mengganggu. Sistem injeksi yang seharusnya lebih efisien, justru menjadi sumber masalah bagi sebagian pengguna.
Gejala brebet ini biasanya muncul saat motor hendak dijalankan setelah proses idle up. Awalnya, mesin seperti tidak bertenaga saat gas diputar. Jangan panik dulu, karena biasanya biang keladinya adalah komponen yang mulai aus atau kotor.
Busi dan filter udara adalah dua komponen yang patut dicurigai. Busi yang kotor atau aus akan membuat proses pembakaran tidak sempurna. Sementara filter udara yang kotor akan menghambat aliran udara ke ruang bakar. Akibatnya, motor bisa brebet saat berakselerasi.
Pembersihan dan penggantian kedua komponen ini tergolong mudah dan murah. Busi bisa dibersihkan dengan lap atau cairan pembersih khusus, tapi jangan pernah menggunakan sikat kawat atau amplas. Untuk busi, sebaiknya ganti secara berkala setiap 6.000-10.000 km. Sementara filter udara, bisa dibersihkan dengan kompresor angin atau langsung diganti jika sudah terlalu kotor.
Lampu Depan Sering Mati, Kiprok Biang Masalahnya?
Masalah lain yang kerap dikeluhkan pengguna Honda Beat adalah lampu depan yang sering mati. Padahal, fitur Automatic Headlight On (AHO) seharusnya membuat lampu lebih awet.
Namun, dugaan lampu mati karena AHO masih menjadi perdebatan. Salah satu penyebab yang paling mungkin adalah kerusakan pada kiprok atau rectifier regulator. Komponen ini berfungsi mengubah arus listrik dari AC menjadi DC, memastikan semua komponen listrik bekerja dengan stabil. Jika kiprok rusak, maka lampu bisa mati karena arus yang tidak stabil.
Pilihan kiprok di pasaran sangat beragam, mulai dari yang murah hingga orisinal. Disarankan untuk tidak mengorbankan kualitas demi harga yang murah. Pilih kiprok berkualitas agar kinerja kelistrikan motor tetap optimal dan awet.
Bodi Mungil, ‘Musuh’ Polisi Tidur
Honda Beat memang lincah dan mudah dikendalikan berkat bodinya yang mungil. Namun, kelebihan ini juga menjadi kelemahannya. Bodi yang rendah membuat motor ini sering "beradu" dengan polisi tidur, terutama saat membawa beban berat atau berboncengan.
Akibatnya, bodi bagian bawah Honda Beat sering lecet atau bahkan rusak. Hal ini tentu mengurangi kenyamanan berkendara. Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa solusi yang bisa dicoba.
Salah satunya adalah dengan mengganti suspensi belakang dengan milik Honda Vario 125. Cara ini bisa menambah tinggi ground clearance sekitar 1 cm. Selain itu, ada juga yang menggunakan peninggi suspensi atau mengganti ban dengan profil yang lebih tinggi. Namun, modifikasi suspensi sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tetap memperhatikan keamanan berkendara.
Harga Kompetitif, Tapi Kualitas Tak Boleh Diabaikan
Honda Beat memang menawarkan harga yang kompetitif di kelasnya. Namun, bukan berarti kita bisa mengabaikan kualitasnya. Perawatan rutin adalah kunci untuk menjaga performa motor tetap optimal. Selain itu, pemahaman tentang masalah-masalah yang sering terjadi pada Honda Beat bisa membantu kita untuk mengambil langkah pencegahan dan perbaikan yang tepat.
Dengan begitu, Honda Beat kesayangan kita akan tetap menjadi partner setia dalam mobilitas sehari-hari.