Mobil-mobil dalam film aksi bukan sekadar alat transportasi; mereka adalah karakter yang hidup, dengan kepribadian dan daya tarik tersendiri. Salah satu contoh paling ikonik adalah Mitsubishi Evo 7 yang dikemudikan oleh Brian O’Conner dalam "2 Fast 2 Furious". Lebih dari sekadar mobil film, Evo 7 adalah simbol performa dan gaya yang mewakili semangat modifikasi dan kecepatan.
Evo 7, yang pertama kali diproduksi pada 2001, hadir dengan dua pilihan transmisi: manual dan otomatis. Versi otomatisnya istimewa karena dilengkapi teknologi Fuzzy Logic. Teknologi ini memungkinkan transmisi 5 percepatan otomatis "belajar" gaya mengemudi pengemudi dan menyesuaikan perpindahan gigi secara otomatis. Ditenagai mesin 4G63T, mobil ini diklaim mampu mencapai kecepatan 225 km/jam dalam kondisi standar.
Dalam film, Evo 7 ini tidak dibiarkan standar. Modifikasi signifikan dilakukan untuk meningkatkan performanya. Dari mesin 4 silinder 2.000 cc 16 katup turbo yang menghasilkan 276 hp, daya pacunya ditingkatkan menjadi 330 hp dengan penggantian camshaft AEM, catch tank GReddy, kopling HKS, intercooler aftermarket, dan ECU Ralliart.
Tidak hanya performa, penampilan luar Evo 7 juga dibuat mencolok. Warna lime gold yang mencolok, striping ala Nissan Skyline di film pertama, DAMD bodykit, ARC rear wing GT2 style, lampu belakang Custom Genera TYC, serta pelek Motegi "FF5" 18 inci dengan ban Toyo Tires 235/40/18, memberikan kesan agresif dan futuristis. Interiornya pun tidak kalah, dengan Factory Recaro seats, dan berbagai gauge Apexi yang menampilkan informasi penting bagi pengemudi.
Sejarah Panjang Sang Legenda
Mitsubishi Lancer Evolution, atau lebih dikenal dengan Evo, memiliki sejarah panjang dalam dunia otomotif. Dimulai pada 1992, Evo bukan hanya sekadar mobil sport, tetapi juga simbol inovasi dan performa. Berikut adalah perjalanan evolusi dari generasi pertama hingga terakhir:
-
Lancer Evolution I (1992): Lahir dengan target produksi 2.500 unit, Evo I memadukan bodi ringan Lancer dengan mesin 4G63T 250 PS dari Galant VR-4. Dengan penggerak 4WD fulltime (platform CD9A), Evo I langsung mencuri perhatian penggemar mobil sport.
-
Lancer Evolution II (1994): Dengan peningkatan pengendalian, stabilitas, dan sedikit tenaga lebih besar (260 PS), Evo II (platform CE9A) terus mengukuhkan posisinya di lintasan reli.
-
Lancer Evolution III (1995): Perbaikan signifikan pada aerodinamika dan pendinginan mesin, serta peningkatan tenaga menjadi 270 PS membuat Evo III semakin populer, terutama setelah membawa Tommi Makinen meraih gelar juara dunia reli.
-
Lancer Evolution IV (1996): Perubahan besar pada model Lancer, dengan teknologi Active Yaw Control (AYC) dan tenaga 280 PS, Evo IV (platform CN9A) menjadi pilihan utama pecinta mobil sport.
-
Lancer Evolution V (1998): Modifikasi mencolok, termasuk piston ringan dan pelebaran wheel track. Dengan torsi maksimum 373 Nm, Evo V menjadi andalan di lintasan reli.
-
Lancer Evolution VI (1999): Desain aerodinamis yang ditingkatkan, sistem pendinginan yang lebih baik, serta transmisi manual 5-speed, Evo VI terus melanjutkan keunggulan performa dan teknologi.
-
Lancer Evolution VII – X: Generasi selanjutnya terus menampilkan inovasi dan peningkatan performa, hingga Evo X (2008) yang menandai akhir era mesin 4G63T.
Harga dan Warisan
Bagi mereka yang bermimpi memiliki Mitsubishi Evo 7, harga di pasar bekas cukup fantastis. Untuk versi modifikasi berbasis Cedia saja bisa mencapai 650 juta rupiah. Tentu saja, versi orisinalnya akan memiliki harga yang jauh lebih tinggi.
Meskipun produksi Mitsubishi Evo dihentikan pada tahun 2015, mobil ini tetap menjadi ikon dalam dunia otomotif. Dari lintasan reli hingga jalan raya, Evo terus memancarkan daya tarik bagi penggemar kecepatan. Kehadirannya dalam film seperti "2 Fast 2 Furious" telah memperkuat posisinya sebagai legenda yang akan selalu dikenang.