Jakarta, [Tanggal Hari Ini] – Menjual mobil bekas bukan sekadar melepas aset, tapi juga soal bagaimana mendapatkan harga yang optimal. Di tengah persaingan pasar daring yang ketat, penjual individu harus cerdas dan strategis agar mobilnya dilirik calon pembeli. Salah langkah, bisa-bisa mobil cuma jadi pajangan di lapak online.

Depresiasi Harga, Musuh Utama Penjual

Mobil, layaknya barang konsumsi lain, mengalami depresiasi harga setiap tahunnya. Artinya, harga jual mobil bekas cenderung lebih rendah dari harga barunya. Namun, ada beberapa pengecualian, seperti mobil-mobil klasik atau langka yang justru harganya melambung tinggi.

Untuk mobil produksi massal, depresiasi harga adalah keniscayaan. Mobil merek Jepang umumnya mengalami depresiasi yang lebih kecil karena popularitasnya di Indonesia. Pada tahun pertama, harga bisa menyusut 10-15%, dan 5-10% di tahun-tahun berikutnya. Namun, ingat, faktor kelarisan model di pasar mobil baru sangat mempengaruhi. Model yang kurang laku, depresiasinya bisa lebih dalam. Apalagi jika sudah didiskontinu, harganya bisa terjun bebas.

Riset Harga, Kunci Menang di Pasaran

Konsumen mobil bekas sangat sensitif terhadap harga. Selisih harga sedikit saja bisa membuat calon pembeli beralih ke lapak lain. Maka, riset harga pasar adalah wajib hukumnya. Cek kisaran harga model mobil Anda, untuk tahun rakitan yang sama. Catat harga terendah dan tertinggi, lalu telusuri apa penyebab perbedaan tersebut. Harga yang terlalu murah, patut dicurigai. Bisa jadi mobil tersebut bermasalah, mulai dari urusan bodi, mesin, hingga legalitasnya.

Kondisi Mobil, Faktor Penentu Harga

Kondisi mobil adalah segalanya. Semakin prima kondisi mobil Anda, semakin tinggi harga jual yang bisa Anda patok. Mobil yang rutin servis di bengkel resmi, jarak tempuhnya rendah, dan tidak pernah mengalami kecelakaan atau kebanjiran, jelas punya nilai jual yang lebih tinggi. Sebaliknya, mobil dengan banyak masalah, harganya tentu akan jatuh.

Kondisi Ekonomi dan Kebijakan Pemerintah, Jangan Diabaikan

Kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah juga punya andil dalam menentukan harga jual mobil bekas. Saat daya beli masyarakat menurun, atau ada insentif untuk mobil baru, harga mobil bekas bisa terpengaruh. Contohnya, saat pandemi dan ada insentif PPnBM untuk mobil baru, harga mobil bekas yang terdampak insentif otomatis turun.

Tips Maksimalkan Harga Jual Mobil Bekas

Agar harga jual mobil Anda optimal, perhatikan beberapa hal berikut:

  • Perawatan Rutin Sejak Awal: Jaga bodi mobil agar tetap mulus. Hindari goresan, lecet, apalagi tabrakan. Bodi yang tak mulus bisa menurunkan harga jual 5-10%, bahkan 15% jika pernah tabrakan.
  • Servis di Bengkel Resmi: Meskipun lebih mahal, servis di bengkel resmi penting untuk menjaga rekam jejak perawatan mobil. Servis sesuai standar pabrikan, suku cadang orisinal, jelas menjadi nilai plus.
  • Kelengkapan Dokumen: Dokumen kendaraan yang lengkap, mulai dari faktur pembelian, BPKB, hingga STNK adalah hal wajib. Tanpa dokumen lengkap, harga jual mobil akan merosot. Buku manual dan buku servis juga bisa menjadi nilai tambah.
  • Usia Mobil Ideal: Mobil yang berumur di bawah lima tahun cenderung lebih diminati karena biaya perbaikannya belum terlalu besar.
  • Jarak Tempuh Wajar: Jarak tempuh yang terlalu tinggi menandakan mesin dan komponen mobil sudah bekerja keras. Jaga jarak tempuh mobil agar harga jualnya tetap tinggi.
  • Sertifikasi dari Pabrikan: Beberapa merek mobil menawarkan sertifikasi untuk mobil bekas. Mobil dengan sertifikasi ini akan memiliki harga jual yang lebih terjaga.

Dengan strategi yang tepat, menjual mobil bekas tidak lagi menakutkan. Lakukan riset, rawat mobil dengan baik, dan manfaatkan tips di atas, agar Anda bisa mendapatkan harga jual yang optimal. Jangan biarkan mobil Anda hanya jadi pajangan di lapak online, saatnya meraih keuntungan maksimal!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini