JAKARTA – Musim hujan seringkali membuat pengemudi mengambil langkah-langkah yang dianggap aman, namun justru dapat membahayakan. Salah satu kesalahan umum adalah mengurangi tekanan angin pada ban dengan harapan daya cengkeram akan meningkat saat jalan basah. Padahal, tindakan ini justru bisa menjadi bumerang.

Menurut sejumlah pakar otomotif, tekanan angin ban yang kurang dari rekomendasi pabrikan dapat menyebabkan bentuk ban berubah menjadi seperti huruf W. Akibatnya, bagian tengah tapak ban tidak bersentuhan langsung dengan permukaan jalan. Kondisi ini sangat riskan, meningkatkan potensi mobil tergelincir saat melintasi jalan yang licin akibat hujan.

Namun, bukan berarti menaikkan tekanan angin ban menjadi solusi. Tekanan angin berlebih juga sama berbahayanya. Jika ban dipompa terlalu keras, bentuk tapaknya akan menyerupai huruf U. Dalam kondisi ini, hanya bagian tengah ban yang bersentuhan dengan aspal, mengurangi area kontak dan membuat daya cengkeram ban menurun drastis. Potensi tergelincir pun kembali mengintai.

Penting untuk diingat, daya cengkeram ban adalah kunci keselamatan saat berkendara di musim hujan. Ban adalah satu-satunya komponen mobil yang bersentuhan langsung dengan jalan, sehingga perannya sangat vital dalam menjaga stabilitas kendaraan. Untuk itu, tekanan angin ban harus selalu berada pada level yang dianjurkan oleh pabrikan. Informasi mengenai tekanan angin ban yang tepat biasanya dapat ditemukan pada stiker di sisi pintu pengemudi atau dalam buku manual kendaraan.

Selain memastikan tekanan angin yang sesuai, pemilihan jenis ban juga tak kalah penting. Ban yang dirancang khusus untuk kondisi basah biasanya memiliki pola tapak dan kompon karet yang berbeda, sehingga dapat memaksimalkan daya cengkeram. Beberapa pabrikan ban bahkan telah mengembangkan teknologi khusus untuk meningkatkan performa ban saat pengereman di jalan basah, termasuk memperlebar penampang telapak dan menggunakan campuran kompon khusus.

Salah satu contoh adalah ban dengan desain blok bahu luar dan dalam yang lebih lebar, yang mampu memberikan pengendalian yang lebih baik saat manuver di tikungan. Desain cakar elang yang membagi tekanan secara merata pada area kontak juga membantu menjaga stabilitas ban saat pengereman dan berbelok. Celah pada tapak ban yang berfungsi sebagai tali air juga sangat penting untuk mengalirkan air dengan cepat dan mencegah terjadinya aquaplaning.

Penggunaan kompon karet dengan campuran silica dan matrix polymer juga berkontribusi dalam meningkatkan daya tempel ban, baik di jalan kering maupun basah. Perpaduan teknologi ini menghasilkan ban yang lebih responsif dan aman saat melakukan pengereman dan manuver, terutama dalam kondisi cuaca yang tidak menentu.

Oleh karena itu, selalu periksa tekanan angin ban secara rutin dan pastikan sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Memilih ban yang sesuai dengan kondisi cuaca juga merupakan langkah bijak untuk memastikan keselamatan berkendara di musim hujan. Jangan pernah meremehkan peran ban, karena ia adalah satu-satunya penghubung antara kendaraan dan jalan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini