Di tengah gempuran motor sport dan matic modern, terselip kisah unik Kawasaki ZX130, bebek yang sempat mencuri perhatian di awal 2000-an. Motor ini bukan sekadar bebek biasa. Keberanian Kawasaki menempatkan tangki bensin di bagian depan, sebuah inovasi yang kontroversial pada masanya, menjadi salah satu ciri khasnya. Namun, di balik keunikannya, tersimpan berbagai cerita yang patut diulas.
Inovasi yang Menuai Pro Kontra
ZX130, yang meluncur pada 2005, hadir dengan desain yang cukup berbeda. Bukan hanya bentuknya yang kekar dan cenderung meruncing, namun juga penempatan tangki bensin di atas lampu depan. Langkah ini memungkinkan pengendara mengisi bahan bakar tanpa perlu repot turun dari motor atau membuka jok. Kapasitas tangki 3,7 liter mungkin tak terlalu besar, namun kemudahan pengisian bahan bakar menjadi daya tarik tersendiri.
Namun, inovasi ini juga menuai kekhawatiran. Banyak yang mempertanyakan keamanannya, terutama potensi bahaya saat terjadi kecelakaan. Posisi tangki yang berada di depan dikhawatirkan meningkatkan risiko ledakan atau kebakaran saat tabrakan depan atau insiden serius lainnya. Isu ini menjadi salah satu faktor mengapa ZX130 tak bisa bertahan lama di pasaran, hingga akhirnya dihentikan produksinya pada 2011.
Ruang Bagasi Luas, Desain Tak Biasa
Di sisi lain, penempatan tangki di depan ternyata memberikan keuntungan lain. Ruang bagasi ZX130 menjadi sangat lega, mencapai 16,3 liter. Angka ini jauh melampaui kompetitornya, seperti Honda Supra X 125 yang hanya memiliki kapasitas bagasi 7 liter. Bagasi yang besar ini memungkinkan pengendara membawa lebih banyak barang, mulai dari jas hujan, toolkit, bahkan hingga helm half face.
Desain ZX130 memang tak biasa. Lampu depan ditempatkan di body depan, sementara batok setang hanya berisi lampu sein. Speedometer pun dibuat mencolok dengan tiga buah dial besar yang menampilkan informasi lengkap. Desain unik ini menjadi daya tarik bagi sebagian orang, namun juga menjadi penghalang bagi sebagian lainnya. Selera memang tak bisa dipaksakan, dan desain subjektif ZX130 menjadi salah satu batu sandungannya.
Performa Mesin dan Kendala Sparepart
Soal performa, ZX130 dibekali mesin 130,1 cc, 1 silinder, SOHC 2 katup 4 tak berpendingin udara. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga 9,9 hp pada 7.500 rpm dan torsi maksimal pada 5.500 rpm. Tenaga tersebut disalurkan melalui transmisi semi manual 4 percepatan. Performanya cukup mumpuni untuk kelas bebek saat itu.
Namun, seiring berjalannya waktu, muncul masalah lain, yaitu ketersediaan dan harga sparepart. Beberapa komponen ZX130 mulai sulit ditemukan, dan harga sparepart orisinal pun bisa terbilang mahal. Hal ini tentu menjadi kendala bagi pemilik yang ingin merawat atau memperbaiki motornya.
Harga Bekas Terjangkau, Layakkah Diburu?
Kini, ZX130 banyak ditemukan di pasar motor bekas dengan harga yang terjangkau, berkisar antara Rp3 juta hingga Rp7 juta. Harga tersebut tentu sangat menarik bagi para kolektor atau mereka yang ingin bernostalgia dengan motor bebek unik ini. Namun, perlu diingat bahwa perawatan dan perbaikan ZX130 bisa jadi tidak mudah.
Kawasaki ZX130 adalah bebek dengan desain berani yang penuh inovasi. Keunikannya, terutama pada penempatan tangki depan dan ruang bagasi yang lega, menjadi daya tarik tersendiri. Namun, isu keamanan tangki depan dan kendala sparepart juga menjadi pertimbangan yang tak bisa diabaikan. Sebelum memutuskan untuk meminangnya, penting untuk mempertimbangkan dengan matang semua aspek, baik kelebihan maupun kekurangannya. Apakah ZX130 layak diburu? Jawabannya kembali pada preferensi dan kebutuhan masing-masing.