SOLO – Aksi pemalakan terhadap sopir truk kembali marak, bahkan kali ini pelaku semakin nekat dan membahayakan diri sendiri. Sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan seorang pemalak bergelantungan di pintu truk, memaksa sopir untuk memberikan uang. Namun, kali ini sopir truk tidak menuruti permintaan pemalak tersebut. Ia justru membawa pemalak yang ketakutan itu ke kantor polisi.
Kejadian ini, yang terjadi pada Jumat (3/1/2025), menunjukkan betapa meresahkannya aksi premanisme di jalanan. Para pemalak tak segan melakukan berbagai cara, mulai dari menghadang truk di tengah jalan, merusak kendaraan, hingga memanjat kabin untuk mengintimidasi sopir.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengungkapkan bahwa tindakan pemalakan ini sudah sangat membahayakan. "Mereka tidak segan mengganggu sopir truk dengan berbagai cara, bahkan sampai memanjat truk untuk melakukan intimidasi," ujarnya.
Ironisnya, tindakan kepolisian tampaknya belum memberikan efek jera bagi para pelaku. "Mereka bahkan berani menantang bahaya, seperti yang terlihat dalam video. Sopir truk ini akhirnya mengambil tindakan perlawanan karena sudah sangat menjengkelkan," lanjut Sony.
Meskipun Sony tidak membenarkan tindakan sopir truk yang membawa pemalak tersebut, ia memahami bahwa tingkat kesabaran setiap pengemudi berbeda-beda. "Dari sisi keselamatan, tentu tidak dibenarkan. Bisa saja pemalak terluka atau bahkan sopirnya yang menjadi pelaku kalau terjadi sesuatu," jelasnya.
Sony menambahkan, tindakan sopir truk ini mungkin bisa menjadi efek jera bagi para pelaku pemalakan. "Mungkin perlu ada tindakan yang lebih tegas agar para pemalak ini tidak terus melakukan aksi mereka yang membahayakan," ujarnya.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa masalah pemalakan di jalanan masih menjadi perhatian serius. Para sopir truk yang sering menjadi korban tentu membutuhkan perlindungan dan penegakan hukum yang lebih efektif agar mereka bisa bekerja dengan aman dan nyaman.
Keberanian sopir truk dalam video ini bisa menjadi inspirasi bagi para pengemudi lain untuk tidak menuruti permintaan para pemalak, dan lebih memilih melaporkan tindakan kriminal tersebut ke pihak berwajib. Ini sekaligus mengirimkan pesan bahwa aksi premanisme tidak boleh dibiarkan dan harus ada perlawanan yang tegas.