BEKASI – Kawasaki Ninja ZX-25R, motor sport 250cc empat silinder yang tengah naik daun, ternyata menyimpan fakta menarik. Versi rakitan Indonesia, yang diproduksi langsung di pabrik Kawasaki di Cikarang Barat, Bekasi, diklaim memiliki performa lebih unggul dibanding versi global yang dirakit di Thailand.

Perbedaan ini bukan terletak pada spesifikasi mesin inti, karena baik piston, langkah, kompresi, transmisi, hingga dimensi kaki-kaki kedua versi identik. Lalu, apa yang menjadi pembeda?

Pihak PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) mengungkapkan bahwa perbedaan signifikan terletak pada standar emisi gas buang. Ninja ZX-25R rakitan Indonesia masih mengadopsi standar Euro 3, sementara versi Thailand telah memenuhi standar Euro 4 yang lebih ketat. Standar emisi yang lebih tinggi biasanya membutuhkan modifikasi pada sistem pembuangan, termasuk penggunaan katalitik konverter yang lebih tebal.

Peningkatan standar emisi ini bertujuan untuk meminimalisir polusi dengan memaksimalkan pembakaran dan penyaringan gas buang. Namun, konsekuensinya, performa mesin dapat sedikit terhambat. Saringan yang lebih tebal pada knalpot versi Euro 4 membuat tenaga mesin menjadi sedikit lebih rendah, dibandingkan versi Euro 3 yang lebih "lepas".

Hasilnya, Ninja ZX-25R buatan Indonesia mampu menyemburkan tenaga hingga 50 hp, sementara versi Thailand tercatat hanya 44 hp. Perbedaan 6 hp ini tentu cukup signifikan, terutama bagi para pencinta kecepatan yang menginginkan performa maksimal.

"Untuk pasar Indonesia, Kami (KMI) yang memproduksi. Sementara untuk varian global itu produksinya di Thailand," ujar Michael C Tanadhi, Head Sales and Promotions PT KMI, seperti yang pernah disampaikan pada acara test ride di Sentul.

Meski perbedaan tenaga cukup kentara, bukan berarti versi Thailand lebih buruk. Justru, dengan standar Euro 4, versi tersebut lebih ramah lingkungan. Namun, bagi konsumen di Indonesia, standar emisi yang lebih rendah menjadi "berkah" tersembunyi yang menghasilkan performa lebih buas.

KMI sendiri merekomendasikan penggunaan bahan bakar dengan RON 92 untuk memaksimalkan pembakaran pada Ninja ZX-25R rakitan lokal. Hal ini menunjukkan bahwa meski berstandar Euro 3, performa optimal tetap dapat dicapai dengan pemilihan bahan bakar yang tepat.

Perbedaan ini menjadi salah satu bukti bahwa regulasi dan standar emisi dapat memengaruhi performa sebuah kendaraan. Ninja ZX-25R rakitan Indonesia, dengan standar Euro 3-nya, membuktikan bahwa terkadang "kemunduran" regulasi dapat menjadi "keuntungan" dari segi performa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini