Jakarta – Honda Blade 125 FI, bebek yang hadir dengan tampilan agresif, sayangnya menyimpan beberapa catatan minus yang perlu dipertimbangkan. Meski digadang-gadang punya aura sporty, performa mesin dan beberapa aspek teknis lainnya justru menjadi kelemahan utama. Kami merangkum enam kekurangan yang perlu Anda ketahui sebelum memutuskan untuk meminang motor ini.
1. Mesin Responsif Bawah, Loyo di Putaran Atas
Menggunakan basis mesin yang sama dengan Supra X 125 FI, performa Blade 125 FI ternyata tak seganas yang diharapkan. Mesin 125 cc SOHC ini terasa responsif di putaran bawah, ideal untuk penggunaan harian di perkotaan. Namun, ketika diajak berakselerasi di putaran atas, tenaga terasa tertahan. Sulit untuk mencapai kecepatan tinggi, bahkan 100 km/jam di speedometer pun terasa berat. Karakter mesin yang demikian, membuat Blade 125 FI lebih cocok sebagai motor komuter daripada motor "geber".
2. Desain ECU Irit, Efeknya Malah Bikin Ngempos
Desain mapping ECU pada motor ini dibuat untuk mengejar efisiensi bahan bakar. Sayangnya, hal ini berdampak pada performa mesin. Ketika gas dibuka secara spontan, seringkali motor justru "ngempos" bahkan bisa mati. Ini karena suplai bensin tidak sebanding dengan udara yang masuk ke throttle body. Alhasil, pengendara harus memutar grip gas secara perlahan dan diurut. Ciri pembakaran yang tidak ideal ini juga terlihat dari warna busi yang cenderung putih, bukan abu-abu muda atau merah bata seperti seharusnya.
3. Roller Tensioner "Mundur" ke Zaman Astrea Grand
Ironisnya, teknologi yang diusung pada Blade 125 FI justru mengalami penurunan dibandingkan generasi sebelumnya. Alih-alih menggunakan lidah tensioner seperti pada Supra X 125 karburator, Blade 125 FI justru mengadopsi roller tensioner berbahan karet seperti pada Honda Astrea Grand. Pada mesin yang berkapasitas lebih kecil dan putaran rendah, teknologi ini mungkin masih mumpuni. Namun, di mesin 125 cc, roller ini jadi cepat aus, bahkan hanya bertahan sekitar 5 ribu kilometer. Belum lagi konstruksi rantai keteng yang membuat per tensioner cepat kendur.
4. Suspensi Keras, Bikin Tak Nyaman
Kenyamanan berkendara juga menjadi salah satu kekurangan Blade 125 FI. Shockbreaker belakang bawaannya terasa keras, demikian juga dengan suspensi depan yang kurang empuk saat melewati jalan berbatu. Memang, suspensi keras ini mencegah bottoming, tapi jelas membuat pengendara kurang nyaman. Solusinya, mau tak mau harus mengganti shockbreaker belakang dengan produk aftermarket dan memperbaiki suspensi depan di bengkel spesialis.
5. Jok Keras dan Licin, Bikin Bokong Panas
Masalah lain yang mengurangi kenyamanan adalah bahan jok yang keras dan licin. Hal ini membuat bokong cepat panas saat berkendara dalam waktu lama. Permukaan jok yang licin juga membuat pengendara dan penumpang mudah merosot saat melakukan pengereman. Lagi-lagi, pemilik motor ini harus melakukan modifikasi jok agar lebih nyaman, mulai dari menambah busa hingga mengganti kulit jok.
6. Panel Instrumen Serba Analog, Speedometer Rentan Rusak
Panel instrumen pada Blade 125 FI juga mengalami downgrade. Sistemnya masih serba analog, termasuk speedometer dan indikator bahan bakar. Speedometer bahkan menggunakan sistem kabel yang terhubung ke roda depan, membuatnya rentan putus akibat usia. Hal ini jelas berbeda dengan Supra X 125 karburator yang sudah menggunakan panel indikator bahan bakar digital dan speedometer dengan sistem sensor elektrik.
Kesimpulan
Honda Blade 125 FI memang menawarkan desain yang sporty, namun sayangnya tidak diimbangi dengan performa mesin dan kenyamanan yang memadai. Enam kekurangan ini perlu menjadi bahan pertimbangan Anda sebelum memutuskan untuk meminang motor bebek ini. Jika Anda mencari motor yang nyaman dan bertenaga, mungkin ada pilihan lain yang lebih sesuai. Namun jika Anda masih tertarik dengan desainnya, bersiaplah untuk melakukan beberapa modifikasi agar motor ini lebih nyaman dan optimal.