Mobil matic kian populer di jalanan Indonesia, terutama di kota-kota besar. Kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan membuat banyak orang beralih dari mobil manual. Namun, dibalik kemudahan itu, tersimpan potensi masalah yang bisa bikin pemilik mobil gigit jari jika abai.
Perawatan mobil matic seringkali dianggap remeh, padahal komponennya cukup kompleks dan butuh perhatian khusus. Mulai dari torque converter hingga hydraulic control unit, semuanya bekerja keras untuk memastikan perpindahan gigi berlangsung mulus. Jika satu saja bermasalah, dampaknya bisa menjalar ke komponen lain dan berujung pada perbaikan yang mahal.
Nah, jangan sampai kantong jebol gara-gara telat menyadari gejala awal kerusakan mobil matic. Berikut 7 penyakit umum mobil matic yang perlu Anda waspadai:
1. Perpindahan Gigi Menyentak: Jangan Biarkan!
Perpindahan gigi yang tidak mulus dan terasa menyentak adalah sinyal bahaya pertama. Seringkali, ini disebabkan oleh oli transmisi yang kotor atau bahkan sudah waktunya diganti. Selain itu, masalah bisa juga berasal dari AT Solenoid, komponen elektrik yang mengatur aliran oli. Jika komponen ini rusak, bersiaplah untuk merasakan sentakan yang mengganggu.
Pada mobil matic lawas, kesalahan penyetelan kabel kickdown juga bisa jadi penyebab. Sementara itu, pada mobil matic modern, masalah seringkali berpusat di Transmission Control Module (TCM), otak dari sistem transmisi matic. Kerusakan pada salah satu komponen TCM bisa menyebabkan sentakan yang tidak diinginkan. Kebocoran oli transmisi juga patut dicurigai.
2. Suara Aneh Menggerung: Bukan Mesin Biasa
Mulai dari suara dengungan halus hingga bunyi ketukan benda tumpul, ini adalah tanda transmisi Anda sedang tidak baik-baik saja. Suara-suara aneh ini biasanya muncul karena komponen dalam transmisi saling berbenturan akibat dorongan oli yang kurang kuat. Jadi, jangan anggap sepele suara-suara asing yang muncul dari area transmisi.
3. Bau Terbakar: Bukan Aromaterapi!
Munculnya bau oli terbakar adalah pertanda bahwa transmisi Anda kepanasan. Hal ini bisa terjadi akibat oli transmisi yang kurang atau sudah kotor. Ingat, oli transmisi bukan hanya melumasi, tapi juga menjaga suhu komponen. Jika volumenya berkurang atau kualitasnya menurun, siap-siap transmisimu ‘mendidih’.
4. Getaran Berlebih: Bukan Efek Jalan Rusak
Mobil memang wajar bergetar, tapi jika getarannya mulai tidak wajar, waspadalah. Getaran berlebih saat akselerasi awal bisa jadi tanda adanya masalah pada sistem transmisi atau kopling yang mulai aus. Jangan biarkan getaran ini berlarut-larut, segera periksakan ke bengkel terpercaya.
5. Tuas Transmisi Macet: Jangan Dipaksa!
Tuas transmisi yang sulit dipindahkan, bahkan terasa macet, bisa jadi masalah pada switch sistem transmisi. Jangan paksa tuas, segera bawa mobil ke bengkel. Jika bukan switch, bisa jadi masalahnya lebih serius dan butuh overhaul. Namun, jika hanya masalah pada switch atau sekring, perbaikan bisa lebih mudah dan murah.
6. Gigi Tidak Sinkron: Tuas di D, Mobil Diam Saja
Pernah mengalami tuas sudah di posisi D (Drive) tapi mobil tetap diam? Ini adalah pertanda buruk. Kemungkinan besar ada masalah pada gearbox, bisa jadi karena kabel yang mengelupas atau putus. Akibatnya, posisi gigi tidak sesuai dengan tuas. Jangan tunda lagi, segera bawa ke bengkel.
7. Mobil Loyo Saat Akselerasi: Bukan Sekadar Lemot
Mobil matic memang terkenal akselerasinya tidak secepat manual. Namun, jika responsnya terlalu lambat, ini bisa jadi masalah pada sistem transmisi. Drive plate atau plat kopling yang sudah tipis, atau body valve yang melemah adalah beberapa penyebabnya.
Pencegahan Lebih Baik Daripada Mengobati
Penyakit-penyakit mobil matic di atas memang menakutkan, tapi sebenarnya bisa dicegah. Perawatan rutin, mengganti oli transmisi secara berkala, dan tidak menyepelekan gejala awal adalah kunci utamanya. Jangan sampai terlena dengan kenyamanan mobil matic, lalu abai pada perawatannya. Ingat, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, apalagi kalau sudah menyangkut kerusakan transmisi yang bisa menguras dompet.