Jakarta – Kepolisian Republik Indonesia telah memetakan potensi kepadatan lalu lintas menjelang perayaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Puncak arus mudik Natal diperkirakan terjadi pada 22 Desember, sementara puncak arus mudik Tahun Baru diprediksi pada 28 Desember. Antisipasi telah disiapkan untuk menjaga kelancaran lalu lintas, termasuk rekayasa lalu lintas situasional.
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol. Refdi Andri, mengungkapkan bahwa prediksi puncak arus balik Natal adalah 25 Desember, dan puncak arus balik Tahun Baru pada 1 Januari 2019. Angka prediksi volume kendaraan yang melintas diperkirakan lebih rendah dibandingkan saat mudik Lebaran. Puncak arus mudik dan balik diprediksi mencapai 88.000 – 92.000 kendaraan.
Kakorlantas bersama tim terpadu telah meninjau langsung kesiapan ruas tol Trans Jawa-Surabaya dan ruas tol Jakarta-Cikampek. Dalam pertemuan dengan PT. Jasa Marga dan sejumlah pihak terkait seperti Dirjen Bina Marga, Dir Ops Jasa Raharja, serta Dirjen Hubdat, dibahas strategi untuk menghadapi lonjakan volume kendaraan di masa libur panjang ini.
"Kami telah mempersiapkan strategi pengamanan Nataru dengan baik," ujar Refdi. Distribusi beban lalu lintas, optimalisasi kapasitas lajur, serta optimalisasi kapasitas gerbang tol menjadi fokus utama. Rekayasa lalu lintas seperti contraflow juga akan diterapkan jika diperlukan, menyesuaikan kondisi di lapangan.
Selain itu, kepolisian juga telah memastikan proyek pembangunan Light Rapid Transportation (LRT) dan Elevated KOC tidak akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas. Pekerjaan proyek akan dihentikan sementara pada tanggal-tanggal krusial, yaitu 19-22 Desember, 25 Desember, 28-29 Desember, dan 1 Januari 2019.
Dengan persiapan matang ini, diharapkan arus mudik dan balik Natal serta Tahun Baru dapat berjalan lancar dan aman. Masyarakat diimbau untuk tetap mematuhi rambu lalu lintas dan mengikuti arahan petugas di lapangan demi keselamatan bersama.