Semarang – Di tengah hiruk pikuk persaingan bisnis mobil bekas, kepercayaan pelanggan menjadi fondasi utama bagi kelangsungan usaha. Hal ini dipegang teguh oleh Rizqi Jaya Mobil Semarang, diler yang telah malang melintang di dunia jual beli mobil bekas sejak tahun 2000. Hafis Hidayat, penerus bisnis keluarga ini, meyakini bahwa kejujuran dan kualitas adalah kunci untuk menjaga reputasi dan loyalitas pelanggan.

Berawal dari garasi rumah dengan stok 1-2 mobil, kini Rizqi Jaya Mobil telah berkembang dan menjadi bagian dari Carsentro Ahmad Yani Semarang. Menurut Hafis, keterlibatan dengan pusat mobil bekas ini telah memberikan dampak positif bagi perkembangan bisnisnya, terutama dalam enam tahun terakhir.

"Makin ke sini, prospeknya kian bagus," ujar Hafis, menggambarkan pertumbuhan bisnisnya yang konsisten.

Menariknya, pandemi Covid-19 tidak memberikan pukulan telak bagi bisnis mobil bekasnya. Meskipun sempat mengalami fluktuasi penjualan, pasar mobil bekas tetap bergeliat. Bahkan, di masa-masa awal pandemi, Hafis melihat adanya fenomena orang menjual mobil dengan harga miring karena panik.

"Saat pandemi, banyak yang jual rugi mobilnya karena kondisi panik itu," ungkapnya.

Namun, Hafis mengakui sempat gamang untuk memanfaatkan momen tersebut. Ia khawatir harga mobil akan terus anjlok. Ternyata, kekhawatiran itu tak terbukti. Pasar kembali membaik dan harga mobil bekas justru naik. Pengalaman ini membuatnya lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, terutama dalam hal pembelian stok.

"Sekarang lebih antisipasi, beli mobil harus di harga yang benar-benar aman," tuturnya.

Soal tren mobil bekas, Hafis mengakui bahwa permintaannya masih fluktuatif. Mobil keluarga berukuran besar seperti Toyota Kijang Innova dan Mitsubishi Pajero Sport masih menjadi primadona. Namun, tak sedikit juga konsumen yang mencari mobil kompak seperti Honda Jazz dan Toyota Yaris.

"Jualan masih random, pasarnya susah ditebak. Jadi, saya stoknya ya menyesuaikan saja," jelasnya.

Untuk memanjakan konsumen, Rizqi Jaya Mobil menawarkan kemudahan dalam proses pembelian. Selain tunai, konsumen juga bisa memanfaatkan fasilitas kredit dengan proses yang cepat. Semua prosedur pembelian, termasuk pengurusan dokumen, akan dibantu hingga tuntas.

"Survei paling lama enam jam, pengambilan mobil satu sampai dua hari setelah di-approve," terangnya.

Namun, kisah yang paling membekas bagi Hafis adalah pengalaman dengan seorang konsumen yang membeli Toyota Alphard secara mendadak. Konsumen tersebut awalnya ingin membeli Luxio untuk operasional kantor. Namun, setelah melihat Alphard, ia langsung kepincut dan melakukan transaksi hingga dini hari.

"Transaksinya dari jam 6 sore sampai jam 2 malam," kenangnya sambil tertawa.

Drama pun terjadi ketika konsumen tiba-tiba menghilang setelah memberikan DP. Hingga dini hari, Hafis dibuat bingung dan panik. Ternyata, konsumen tersebut akhirnya datang kembali dan menjelaskan alasan di balik drama tersebut. Rupanya, mobil Alphard tersebut dibeli untuk menggantikan mobil istri muda yang baru saja ditabrak oleh istri pertamanya.

Kisah unik ini menjadi bukti bahwa bisnis mobil bekas tak hanya soal jual beli, tetapi juga menyimpan kisah-kisah menarik di baliknya. Bagi Hafis, kepercayaan pelanggan dan pelayanan prima tetap menjadi prioritas utama. Dengan begitu, ia yakin bisnisnya akan terus berkembang dan bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini