Jakarta – Bus sekolah, sebuah pemandangan familiar bagi banyak anak di berbagai belahan dunia, ternyata menyimpan sejarah panjang dan menarik. Di Indonesia, moda transportasi ini mungkin baru dikenal luas sekitar satu dekade terakhir, namun di Amerika Serikat, perkembangannya telah melalui perjalanan panjang yang penuh inovasi dan perubahan.

Jauh sebelum deru mesin menggema, anak-anak Amerika di akhir abad ke-19 biasa berjalan kaki ke sekolah. Namun, bagi mereka yang beruntung, sebuah moda transportasi unik hadir: "Kid Hack", kereta kuda yang didesain khusus untuk mengangkut anak-anak sekolah. Kid Hack mampu menampung hingga 20 siswa, dengan pintu masuk di bagian belakang untuk menghindari kuda terkejut. Popularitasnya pun meroket, menjadi primadona transportasi anak-anak pada masa itu.

Era mesin pun tiba, membawa perubahan pada Kid Hack. Mesin mulai menggantikan kuda, namun tetap terpisah dari gerbong penumpang. Tujuannya, agar mesin dapat digunakan untuk keperluan lain saat tidak mengantar anak-anak sekolah. Perusahaan seperti Wayne Works kemudian mengambil peran, menerima pesanan Kid Hack untuk beragam keperluan. Mereka pun bereksperimen dengan menciptakan gerbong yang bisa digunakan untuk berbagai fungsi.

Puncak inovasi terjadi pada tahun 1910, ketika Wayne Works meluncurkan bus sekolah bermesin pertama di dunia. Inilah awal era baru transportasi siswa, dengan sasis kendaraan bermesin dan kursi yang lebih nyaman. Sayang, Wayne Works tak lagi memproduksi bus sekolah sejak 1990. Namun, warisan inovasi mereka tetap bergaung hingga kini.

Perusahaan lain, Blue Bird Corporation, muncul di akhir 1920-an. Albert Laurence Luce, pendirinya, berinisiatif membuat body bus dari baja, setelah sebelumnya menggunakan kayu yang mudah rusak. Ia juga menambahkan kanvas yang bisa digulung di jendela, sebuah inovasi yang kemudian diikuti oleh banyak perusahaan lain.

Standarisasi dan Lahirnya Bus Sekolah Kuning

Momen penting dalam sejarah bus sekolah terjadi pada tahun 1939. Frank W. Cyr, seorang guru dan pemerhati pendidikan, merasa prihatin dengan kondisi bus sekolah yang beragam dan tidak layak. Ia menginisiasi konferensi transportasi sekolah yang menghasilkan 44 standar untuk bus sekolah, termasuk mesin dan fitur keselamatan.

Salah satu standar yang paling ikonik adalah warna kuning. Warna ini dipilih karena mudah terlihat, bahkan dalam kondisi minim cahaya. Kombinasi warna kuning dan huruf hitam pada badan bus memastikan visibilitas yang optimal, terutama bagi pengguna jalan lain. Standar ini pun diterapkan secara luas, dan warna kuning menjadi identitas khas bus sekolah hingga sekarang. Frank W. Cyr kemudian dikenal sebagai "Bapak Bus Sekolah" atas kontribusinya.

Sejak saat itu, bus sekolah menjadi bagian integral dari sistem pendidikan di Amerika Serikat. Jumlah pengguna terus meningkat, dan moda transportasi ini menjadi andalan bagi jutaan siswa.

Bus Sekolah di Indonesia: Perjalanan Baru

Sementara itu, di Indonesia, bus sekolah baru mulai diperkenalkan pada tahun 2007 di Jakarta. Pemerintah Daerah DKI Jakarta meluncurkan program ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan. Peraturan tentang bus sekolah pun diterbitkan, mengatur standar teknis seperti ukuran pintu, warna, fitur keselamatan, dan persyaratan penumpang.

Perjalanan panjang bus sekolah, dari kereta kuda hingga standar warna kuning, adalah kisah inovasi dan dedikasi untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan siswa. Di berbagai belahan dunia, bus sekolah terus menjadi bagian penting dari sistem pendidikan, menghantarkan generasi penerus bangsa menuju masa depan yang lebih baik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini