JAKARTA – Momen liburan dan silaturahmi seharusnya menjadi waktu yang menyenangkan, namun sayangnya, tragedi bisa terjadi akibat kelalaian. Sebuah kecelakaan tragis baru-baru ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang bahaya mengemudi dalam keadaan mabuk. Sebuah keluarga yang menyewa angkutan umum untuk bersilaturahmi mengalami luka-luka setelah sopir yang mengemudikannya ternyata dalam kondisi mabuk dan menabrak pohon.
Kejadian ini menegaskan bahwa mengemudi di bawah pengaruh alkohol, yang jelas-jelas dilarang di Indonesia, masih menjadi masalah serius. Meski di beberapa negara Eropa dan Amerika batas konsumsi alkohol sebelum berkendara diperbolehkan dengan batasan yang sangat ketat dan tidak disarankan, kecelakaan akibat alkohol tetap menjadi momok.
Neil Worth, seorang ahli keselamatan jalan, menekankan bahwa menghindari alkohol sepenuhnya adalah cara terbaik untuk menjaga keselamatan di jalan. “Meskipun minuman keras mungkin menjadi bagian dari perayaan liburan, sebaiknya dihindari sama sekali. Keselamatan harus menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Perlu diketahui, batas kandungan alkohol dalam darah (BAC) berbeda-beda di setiap negara. Inggris, Wales, dan Irlandia Utara menetapkan batas BAC 0,08 atau setara dengan 80 miligram alkohol dalam 100 mililiter darah, sementara Skotlandia lebih ketat dengan batas 0,05. Namun, patut diingat bahwa batas legal bukanlah jaminan keamanan.
Berdasarkan data, sekitar 25% dari 25.000 kecelakaan fatal di jalan-jalan Eropa disebabkan oleh alkohol. “Meskipun Anda mungkin diizinkan berkendara di Inggris dengan batas 0,08, Anda bisa dipenjara jika berkendara di negara lain dengan batasan berbeda. Tidak ada cara yang pasti untuk minum alkohol dan tetap di bawah batas yang aman. Oleh karena itu, cara paling bijak adalah mengurangi risiko dengan tidak mengonsumsi alkohol sama sekali,” tegas Worth.
Insiden kecelakaan yang melibatkan sopir mabuk ini harus menjadi pelajaran berharga. Jangan pernah sekali-kali mengambil risiko dengan mengemudi dalam keadaan mabuk. Keselamatan diri sendiri dan orang lain jauh lebih berharga daripada kesenangan sesaat. Pilihlah alternatif transportasi yang aman atau minta bantuan teman yang tidak minum alkohol untuk mengemudi. Jangan biarkan momen liburan dan silaturahmi berubah menjadi tragedi akibat kelalaian kita sendiri.