Fenomena rebadge, atau pelabelan ulang sebuah produk dengan merek lain, bukan hal baru di industri otomotif. Di Indonesia, praktik ini cukup sering terjadi, menghasilkan sejumlah model mobil yang punya "saudara kembar" dengan merek berbeda. Tujuannya sederhana, menekan biaya pengembangan dan produksi, sekaligus memperluas jangkauan pasar bagi produsen. Namun, tak semua kisah rebadge berujung manis, ada juga yang bernasib kurang beruntung di pasaran.
Rebadge bukan sekadar berbagi platform seperti yang terjadi pada Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang masih dalam satu grup. Lebih dari itu, rebadge melibatkan model mobil yang benar-benar sama, hanya logo dan sedikit sentuhan desain yang membedakan. Beberapa merek besar seperti Mitsubishi, Mazda, Suzuki, Isuzu, dan Chevrolet pernah tercatat melakukan praktik ini di Indonesia.
Chevrolet Tavera: Ketika Panther Bensin Gagal Menggoda
Pada awal 2000-an, publik sempat dibuat penasaran dengan kehadiran Chevrolet Tavera. Mobil ini sejatinya adalah Isuzu Panther generasi kedua yang diubah mesinnya menjadi bensin. Kolaborasi antara Isuzu dan General Motors (induk Chevrolet) memungkinkan hal itu terjadi. Tavera hadir sebagai alternatif bagi mereka yang menyukai tampilan tangguh Panther, namun tak begitu menyukai mesin diesel.
Sayangnya, Tavera tak mampu mengalahkan pamor Panther. Mesin bensin 2.200cc yang diusungnya dianggap kurang bertenaga dibandingkan mesin diesel Panther, terutama untuk akselerasi. Akhirnya, usia Tavera di pasar Indonesia terbilang singkat dan dihentikan produksinya pada 2007.
Isuzu Bison: Pikap "Elsapek" yang Kurang Laku
Kerja sama Isuzu dengan Mitsubishi juga melahirkan model rebadge berupa Isuzu Bison. Mobil ini adalah pikap yang berbasis Mitsubishi L300, atau lebih dikenal dengan sebutan "elsapek". Meskipun bodi Bison sangat mirip dengan L300, perbedaan utama ada pada mesin. Isuzu menyematkan mesin diesel 4JA1-L milik Panther yang terkenal irit.
Namun, Bison kurang laku di pasaran, salah satu faktornya adalah harga yang lebih mahal dari L300. Konsumen Isuzu lebih memilih Panther pikap yang sudah teruji ketangguhannya. Akhirnya, Isuzu memutuskan untuk menghentikan penjualan Bison dan kemudian meluncurkan Traga sebagai penerusnya.
Mitsubishi T120SS dan Maven: Dua Sisi Koin Rebadge
Mitsubishi juga pernah bekerja sama dengan Suzuki, menghasilkan dua model rebadge yaitu T120SS dan Maven. T120SS adalah pikap yang berbagi platform dengan Suzuki Carry Futura. Secara desain, keduanya sangat mirip, kecuali pada beberapa bagian seperti lampu, grill, dan interior.
Mesin menjadi salah satu perbedaan utama. T120SS menggunakan mesin yang lebih bertenaga dibandingkan Carry, membuatnya populer di kalangan pengusaha angkutan barang. T120SS bahkan bertahan cukup lama di pasaran hingga tahun 2019 sebelum akhirnya dihentikan produksinya.
Berbeda dengan T120SS, Mitsubishi Maven yang merupakan rebadge dari Suzuki APV, justru kurang populer. Sebagai sebuah minibus, Maven memiliki keunggulan kabin yang lega, namun tidak mampu menyaingi kesuksesan APV. Meskipun menggunakan mesin dari T120SS, Maven tetap saja kurang diminati oleh konsumen.
Mazda VX-1: Ertiga Naik Kelas yang Kurang Dilirik
Suzuki lagi-lagi menjadi rekan kerja sama rebadge, kali ini dengan Mazda. Lahirlah Mazda VX-1 yang merupakan versi lain dari Suzuki Ertiga. Mazda mengincar segmen konsumen entry level dengan sentuhan yang lebih premium pada VX-1.
Mazda memberikan sentuhan desain yang sedikit berbeda pada VX-1, seperti grill chrome yang lebih sederhana, body kit yang lebih sporty, dan tambahan chrome pada beberapa bagian. Namun, harga VX-1 yang lebih mahal dari Ertiga saat itu, membuat mobil ini kurang diminati. Apalagi, VX-1 hanya tersedia dalam pilihan transmisi manual, sementara Ertiga sudah memiliki varian transmisi otomatis.
Pelajaran dari Rebadge
Kisah rebadge di Indonesia menunjukkan bahwa praktik ini tidak selalu menjamin kesuksesan. Ada beberapa faktor yang menentukan apakah sebuah mobil rebadge bisa laku di pasaran atau tidak, seperti harga, perbedaan fitur, persepsi merek, dan tentu saja, selera konsumen. Beberapa model rebadge berhasil, namun tak sedikit pula yang bernasib kurang baik.
Fenomena rebadge menjadi bukti bahwa di dunia otomotif, tidak cukup hanya sekadar menempelkan logo baru pada mobil yang sudah ada. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan agar sebuah mobil bisa diterima dan diminati oleh konsumen.