Daihatsu Taft, nama yang melegenda di kalangan penggemar otomotif Tanah Air, bukan sekadar mobil. Ia adalah simbol ketangguhan, keandalan, dan petualangan. Dari generasi ke generasi, Taft telah menemani perjalanan banyak orang di berbagai medan, dari jalanan perkotaan hingga hutan belantara. Kiprahnya di Indonesia membentang dari era ‘Taft Kebo’ hingga kini reinkarnasi sebagai kei car modern di Jepang. Mari kita telusuri jejaknya.
Taft Kebo, Sang "Kerbau" Tangguh di Era 70-an
Kisah Taft di Indonesia dimulai pada tahun 1976 dengan model F10 yang masih menggunakan mesin bensin. Namun, popularitas Taft baru benar-benar meroket setelah kehadiran Taft F50 yang lebih dikenal dengan julukan ‘Taft Kebo’ pada tahun 1979. Julukan ini bukan tanpa alasan. Desainnya yang kokoh dan kemampuannya yang sanggup melibas medan berat membuatnya diibaratkan seperti kerbau. Logo kepala kerbau di pintu belakang semakin mengukuhkan identitasnya.
Taft Kebo dipersenjatai mesin diesel 2.530 cc yang terkenal bandel dan tahan banting. Mesin berkode DG ini mampu menghasilkan tenaga 60 Hp dan torsi 146 Nm, cukup untuk membawa mobil ini menerjang berbagai rintangan. Reputasinya sebagai mobil operasional instansi pemerintah dan andalan di perkebunan, pertambangan semakin melambungkan namanya.
Transformasi Taft: GT, Rocky, dan Hiline
Perkembangan Taft terus berlanjut. Pada tahun 1985, Daihatsu meluncurkan Taft GT (F70) dengan desain yang lebih kotak dan maskulin. Mobil ini tetap mempertahankan kemampuan off-road 4WD dengan dua gardan solid di depan dan belakang. Pilihan variannya juga beragam, mulai dari Short Wheelbase (SWB) hingga Long Wheelbase (LWB) yang berwujud pikap. Mesin dieselnya pun mengalami peningkatan menjadi 2.765 cc dengan tenaga 72 Hp dan torsi 170 Nm.
Selain Taft GT, muncul juga Taft Rocky (F75) dengan wheelbase lebih panjang dan atap removable berbahan resin. Tak ketinggalan, ada varian Hiline (F69) yang hadir dengan penggerak 4×2, menawarkan tiga pilihan wheelbase: GTS (short), GTX (medium), dan GTL (long). Hiline juga hadir dalam berbagai bentuk, termasuk versi pikap yang populer di kalangan perkebunan dan pertambangan.
Menariknya, ada pula varian Hiline 4×4 yang dirancang khusus dengan penggerak 4 roda, seperti Hiline 4×4 GTS dan Hiline 4×4 GTL. Ini menunjukkan bahwa Taft memang dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan medan. Semua Taft Hiline kala itu masih mengandalkan per daun yang dianggap lebih tahan lama untuk beban berat.
Taft Independent: Era Suspensi Modern
Tahun 1995 menjadi saksi lahirnya Taft generasi keempat dengan kode F73, yang dikenal sebagai Taft Independent. Generasi ini membawa inovasi pada suspensi depan yang kini menjadi independen, meski roda belakang masih mengandalkan gardan solid dengan per keong. Mesin diesel DL42 dengan transmisi manual lima percepatan tetap menjadi andalannya. Daihatsu juga memperkenalkan Rocky generasi terbaru (F78) dengan desain serupa namun perbedaan pada sumbu roda.
Taft Reborn: Kembali dengan Sentuhan Modern
Setelah lebih dari satu dekade menghilang, Daihatsu Taft kembali hadir di Jepang. Kali ini, Taft tampil sebagai kei car dengan platform DNGA (Daihatsu New Global Architecture). Desainnya mungil, namun tetap mempertahankan kepraktisan kabin dan nuansa off-road. Mesinnya pun super irit, hanya 660 cc, dengan pilihan penggerak 2WD dan 4WD. Reinkarnasi ini menunjukkan bahwa semangat dan inovasi Daihatsu terus berlanjut, siap menghadapi tantangan zaman.
Memburu Taft Hiline 4×4 Bekas: Cek Kondisi dengan Cermat
Bagi para kolektor dan penggemar off-road, Taft Hiline 4×4 bekas tetap menjadi incaran. Namun, karena usia kendaraan ini, diperlukan ketelitian dalam memilih. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Mesin: Perhatikan suara dan getaran mesin. Suara yang halus dan minim getaran menandakan mesin masih dalam kondisi baik.
- Kaki-kaki: Cek keseimbangan mobil saat dikendarai di jalan lurus. Pastikan tidak ada suara berdecit atau ketidakstabilan yang mengindikasikan masalah pada suspensi atau bearing roda.
- Dokumen: Pastikan nomor mesin dan rangka sesuai dengan STNK dan BPKB. Cek juga nama pemilik untuk menghindari masalah hukum di kemudian hari.
Kisaran harga bekas Taft Hiline 4×4 berada di angka Rp140 jutaan hingga Rp200 jutaan, tergantung kondisi dan variannya.
Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Mobil, Warisan Ketangguhan
Daihatsu Taft bukan hanya sebuah mobil, melainkan sebuah warisan. Kiprahnya di Indonesia telah membentuk kenangan dan meninggalkan kesan mendalam di hati para penggunanya. Reinkarnasinya sebagai kei car di Jepang adalah bukti bahwa semangat inovasi dan ketangguhan Taft tidak pernah padam. Taft akan selalu menjadi legenda di dunia otomotif, dan akan terus menjadi bagian dari sejarah panjang dunia otomotif Indonesia.