Jakarta – Mitos bahwa Surat Izin Mengemudi (SIM) berlaku seumur hidup ternyata tak sepenuhnya benar. Meski regulasi tak mematok batas usia maksimal, kemampuan fisik pengemudi senior menjadi sorotan utama dalam keselamatan berkendara. Bukan soal legalitas, melainkan soal keamanan diri dan orang lain.
Banyak yang beranggapan, selama masih bisa melihat dan bereaksi, usia tak jadi soal untuk terus mengemudi. Namun, faktanya, penuaan membawa perubahan signifikan pada kemampuan kognitif dan fisik yang sangat krusial di jalan raya. Seorang pakar keselamatan berkendara menyebutkan, kemampuan optimal seseorang dalam mengemudi idealnya berada di rentang usia 25 hingga 45 tahun. Lewat usia tersebut, penurunan penglihatan dan reaksi menjadi keniscayaan.
"Di atas 45 tahun, bukan berarti tidak boleh mengemudi sama sekali, tapi perlu evaluasi diri yang jujur," ungkap seorang instruktur senior dari sebuah lembaga pelatihan mengemudi terkemuka. "Pertama, cek kondisi penglihatan. Apakah rambu dan marka jalan masih terlihat jelas? Kedua, perhatikan refleks saat di jalan. Apakah masih sigap atau cenderung lambat?"
Kondisi fisik pun tak boleh diabaikan. Pengemudi senior cenderung lebih cepat lelah. Mereka tak bisa memforsir diri untuk mengemudi berjam-jam tanpa istirahat seperti pengemudi muda. Dianjurkan untuk membatasi durasi mengemudi, maksimal 1-2 jam, lalu beristirahat lebih lama, terutama untuk perjalanan jauh. Hal ini penting untuk menjaga stamina dan konsentrasi.
Selain itu, kemampuan situational awareness, atau kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar, juga perlu diperhatikan. Pengemudi senior, karena keterbatasan fisik, kerap kesulitan saat mengecek blind spot melalui spion. Mereka perlu lebih teliti, melihat ke semua arah, tidak hanya fokus ke depan. Melihat sekeliling kendaraan dengan baik, mulai dari depan, samping, hingga belakang, dapat meningkatkan kemampuan reaksi.
Jadi, mengemudi di usia senior bukan semata-mata soal memegang SIM, tapi lebih kepada kesadaran diri tentang batasan kemampuan. Jika merasa sudah ada penurunan penglihatan, reaksi, atau stamina, ada baiknya tidak memaksakan diri untuk mengemudi. Pilihan moda transportasi lain, atau meminta bantuan anggota keluarga, bisa menjadi solusi yang lebih aman. Keselamatan di jalan adalah tanggung jawab bersama, termasuk para pengemudi senior.