Jakarta – Anggapan bahwa taksi online adalah solusi transportasi paling ekonomis bagi mereka yang tak punya mobil, ternyata perlu dikaji ulang. Sebuah riset terbaru mengungkap fakta mengejutkan: biaya menggunakan taksi online, bahkan termasuk rental mobil, bisa jauh lebih mahal ketimbang memiliki kendaraan pribadi.
Penelitian yang dilakukan oleh American Automobile Association (AAA) di 20 kota besar Amerika Serikat menunjukkan, rata-rata pengeluaran untuk taksi online dan rental mobil mencapai $20.118 per tahun, atau sekitar Rp 294,2 juta. Angka fantastis ini didapat dengan menghitung biaya berdasarkan rata-rata jarak tempuh pengendara di perkotaan, yaitu 10.841 mil.
Dengan dana sebesar itu, menurut AAA, masyarakat sebenarnya sudah bisa membeli mobil sendiri, bahkan dengan menyisihkan anggaran untuk perawatan dan parkir. Artinya, menggunakan taksi online secara rutin justru bisa menguras kantong lebih dalam.
Perbedaan biaya ini bahkan sangat signifikan di beberapa kota. Boston, misalnya, mencatatkan biaya taksi online tertinggi, dengan pengeluaran tahunan mencapai $27.545, atau setara Rp 402,8 juta. Bayangkan, uang sebanyak itu hanya untuk berpindah dari satu titik ke titik lain.
Temuan ini tentu menjadi pengingat bagi kita untuk mempertimbangkan kembali pilihan transportasi. AAA menyarankan masyarakat untuk beralih memiliki kendaraan pribadi, terutama jika mobilitas tinggi menjadi kebutuhan sehari-hari.
Bagi yang ingin lebih berhemat, membeli mobil bekas berkualitas bisa jadi solusi. Selain harganya lebih terjangkau, pemilik juga bisa menghemat biaya operasional dengan memilih bahan bakar beroktan lebih rendah.
Penelitian ini memberikan perspektif baru, bahwa di balik kemudahan yang ditawarkan, taksi online belum tentu menjadi pilihan yang paling ekonomis. Keputusan untuk memilih moda transportasi haruslah didasarkan pada pertimbangan matang, termasuk aspek finansial jangka panjang. Jadi, sudah siap beralih dari taksi online ke kendaraan pribadi? Pikirkan matang-matang sebelum dompet Anda semakin menipis.
