Jakarta – Memindahkan anak-anak ke kursi belakang mobil, yang awalnya dimaksudkan untuk melindungi mereka dari bahaya airbag, ternyata memunculkan risiko lain yang tak kalah mengkhawatirkan. Meskipun sering dianggap sebagai tempat teraman, kursi belakang menyimpan potensi bahaya tersembunyi, terutama bagi anak-anak di bawah usia enam tahun.
Sejak 1991, ketika National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) Amerika Serikat melarang anak-anak duduk di kursi depan tanpa pendampingan orang dewasa, kursi belakang menjadi pilihan utama. Namun, perpindahan ini justru memunculkan "konsekuensi yang tidak diinginkan," seperti yang diungkapkan oleh Center for Auto Safety.
Berdasarkan temuan mereka, 22 kasus tuntutan hukum terhadap orang tua yang anak-anaknya tewas atau cedera serius di kursi belakang menjadi bukti nyata. Kegagalan menggunakan baby car seat atau tidak memasangkan sabuk pengaman menjadi penyebab utama tragedi ini. Lebih mengkhawatirkan lagi, studi menunjukkan bahwa dalam tabrakan dari belakang dengan kecepatan 50 kpj, sandaran kursi baris kedua atau ketiga bisa ambruk dan menimpa anak-anak, terutama jika mereka tidak menggunakan sabuk pengaman.
Meskipun sabuk pengaman terbukti efektif mengurangi risiko cedera, studi lain menunjukkan bahwa posisi duduk di belakang tidak menjamin keselamatan anak sepenuhnya. Risiko benturan dengan kursi di depan saat terjadi tabrakan juga tetap menjadi ancaman.
Pakar keselamatan berkendara kini menyerukan kepada para orang tua dan pengasuh untuk lebih berhati-hati. Bukan hanya sekadar memindahkan anak ke kursi belakang, tetapi juga memastikan bahwa anak-anak duduk dengan aman dan sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku. Penggunaan baby car seat yang tepat, pemasangan sabuk pengaman yang benar, dan pemahaman tentang potensi risiko yang ada di kursi belakang menjadi sangat penting.
Lebih jauh lagi, standar keselamatan kursi mobil juga perlu ditingkatkan. Pada tahun 1989, peneliti telah mengajukan petisi kepada NHTSA untuk meningkatkan standar kursi agar mampu menahan 20 kali berat kursi dan penumpang. Tujuannya adalah untuk menghindari cedera atau kematian akibat sandaran kursi yang roboh saat terjadi tabrakan.
Kondisi ini menegaskan bahwa keselamatan anak di dalam mobil bukan hanya soal memindahkan mereka ke kursi belakang. Perlu adanya kombinasi antara pemahaman tentang potensi risiko, penggunaan peralatan keselamatan yang tepat, dan peningkatan standar keamanan kursi mobil. Orang tua dan pengasuh memiliki peran krusial untuk memastikan bahwa setiap perjalanan aman bagi si kecil. Dengan begitu, kita bisa mencegah terjadinya tragedi yang seharusnya bisa dihindari.