Jakarta – Berkendara motor di jalan raya memang butuh keterampilan, tapi lebih dari itu, etika juga menjadi kunci keselamatan bersama. Sayangnya, masih banyak pengendara motor yang abai, bahkan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang terlihat sepele, padahal sangat membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain.
Bukan cuma soal aturan lalu lintas tertulis, ada juga "aturan tak tertulis" yang sering dilanggar. Padahal, norma-norma ini sangat berkaitan dengan keselamatan, meski belum ada sanksi hukum yang tegas. Ironisnya, beberapa kebiasaan buruk ini justru dianggap wajar dan tanpa dosa. Mari kita bedah satu per satu, agar kita bisa lebih sadar dan mengubah kebiasaan buruk ini.
-
Asyik Ngobrol Sambil Berkendara: Dua motor jalan berdampingan sambil ngobrol santai? Selain bikin jalanan jadi sempit, fokus berkendara juga pasti berkurang. Lebih baik berhenti sejenak di tempat aman untuk melanjutkan obrolan.
-
Main Ponsel Saat Berkendara: Ponsel memang sulit lepas dari genggaman, tapi jangan sampai jadi bumerang. Mengetik pesan, menelepon, atau bahkan cuma melihat GPS saat berkendara bisa memecah konsentrasi. Tangan kiri sibuk pegang ponsel, refleks pun jadi lambat.
-
Main Terobos Keluar Gang Tanpa Tengok Kanan Kiri: Seringkali, pengendara motor langsung nyelonong keluar gang, merasa sudah aman karena langsung ambil lajur kiri. Padahal, UU sudah jelas mengatur bahwa pengendara dari jalan yang lebih kecil wajib memberi prioritas pada pengendara di jalan utama.
-
Nekat Naik Trotoar: Trotoar bukan untuk motor. Kemacetan memang bikin frustasi, tapi bukan berarti kita bisa seenaknya merebut hak pejalan kaki. Trotoar adalah ruang publik untuk pejalan kaki, bukan jalur pintas untuk pengendara motor.
-
Lupa Sein Saat Pindah Jalur: Lampu sein bukan pajangan. Menggunakannya saat hendak pindah jalur atau berbelok adalah bentuk komunikasi dengan pengendara lain. Jangan sampai lupa atau malah salah memberi isyarat, seperti "emak-emak" sein kanan tapi belok kiri.
-
Pakaian Lebar yang Mengancam: Pakaian yang terlalu lebar, apalagi bagi pengendara wanita, bisa menjadi sumber masalah. Selain bisa menutupi lampu sein, juga berpotensi tersangkut di rantai.
-
Berhenti di Lajur Kiri Saat Mau Belok Kanan: Saat lampu merah, pengendara yang ingin belok kanan malah berhenti di lajur kiri. Kebiasaan ini sering terjadi dan sangat berbahaya, karena berpotensi tabrakan dengan pengendara lain yang akan lurus. Lebih parah lagi, mereka seringkali lupa memberi sein saat berpindah jalur ke kanan.
-
Potong Laju Truk Seenaknya: Mencoba memotong laju truk dari kanan atau kiri, baik untuk mendahului atau masuk gang, adalah tindakan sangat berisiko. Jangan pernah meremehkan kecepatan dan bobot truk.
-
Putar Balik Sembarangan: Rambu larangan putar balik dipasang bukan tanpa alasan. Seringkali, larangan tersebut ada karena lokasi itu rawan kecelakaan atau untuk mengurangi kemacetan.
-
Lawan Arus Demi Hemat Waktu: Lawan arus memang bisa mempersingkat waktu, tapi sangat berbahaya. Lebih parah lagi, seringkali pengendara yang lawan arus malah "ngeyel" dan memaksa pengguna jalan lain untuk mengalah.
Refleksi dan Perubahan
Kebiasaan-kebiasaan di atas mungkin terlihat sepele, tapi dampaknya bisa sangat fatal. Mari kita ubah kebiasaan buruk ini demi keselamatan diri sendiri dan orang lain. Ingat, jalan raya adalah ruang publik yang harus kita gunakan bersama dengan tertib dan bertanggung jawab. Jadilah pengendara yang beretika, bukan cuma sekadar bisa mengendarai motor.