Yamaha Xabre, motor naked sport yang diluncurkan pada tahun 2016, memang tak bisa dibilang sukses besar di pasaran. Desainnya yang anti-mainstream dan harga yang cukup tinggi saat itu membuatnya sulit bersaing dengan rival-rivalnya. Namun, siapa sangka kini motor ini justru menjadi buruan para kolektor dan penggemar motor unik?
Lahir di Bali, Terinspirasi MotoGP
Peluncuran Xabre di Nusa Dua, Bali, menjadi momen yang cukup ikonik karena turut dihadiri oleh legenda MotoGP, Valentino Rossi. Motor ini hadir sebagai versi naked dari Yamaha R15, mengisi segmen di atas Vixion. Mesin yang digendong pun sama persis dengan R15, termasuk teknologi balap MotoGP seperti DiASil Cylinder dan Forged Piston yang juga digunakan pada motor balap YZR-M1.
Uniknya, Yamaha sebenarnya sudah lebih dulu memasarkan motor serupa di Thailand setahun sebelumnya, namun dengan nama M-Slaz. Hal ini menunjukkan bahwa Xabre memang dirancang untuk pasar yang lebih luas, termasuk Indonesia.
Desain Khas yang Membelah Opini
Tampilan Xabre memang jauh dari kesan konvensional. Desain headlamp yang agresif bak robot, tangki bahan bakar yang pendek tapi tinggi, serta buritan minimalis memberikan sentuhan eksentrik yang kuat. Suspensi depan upside down dan ban bertapak lebar semakin mempertegas aura kekar motor ini.
Tak heran, desain Xabre ini memunculkan dua kubu pendapat. Ada yang terpikat dengan keunikannya, namun tak sedikit pula yang merasa kurang sreg. Namun justru inilah yang kini membuatnya istimewa dan dicari.
Performa dan Handling yang Mumpuni
Meski desainnya kontroversial, Xabre punya performa yang cukup menjanjikan. Mesin 150 cc SOHC berpendingin cairan mampu menghasilkan tenaga 16,09 hp dan torsi 14,3 Nm. Transmisi 6-percepatan memberikan akselerasi yang responsif, cukup untuk melibas jalanan perkotaan.
Posisi berkendara yang tegak dan setang lebar membuat Xabre lincah untuk bermanuver di tengah kemacetan. Suspensi yang empuk juga memberikan kenyamanan saat melibas berbagai kondisi jalan. Namun, posisi berkendara ini ternyata lebih nyaman untuk perjalanan solo. Untuk boncengan, jok penumpang yang kecil dan posisinya lebih tinggi dari pengendara bisa mengurangi kenyamanan.
Irit BBM dan Masih Dicari di Pasar Bekas
Meski termasuk motor sport, konsumsi bahan bakar Xabre terbilang irit. Untuk pemakaian dalam kota, 1 liter bensin bisa menempuh jarak 37,5 km, sementara untuk luar kota bisa mencapai 44,5 km.
Setelah disuntik mati pada akhir 2019, Yamaha Xabre justru semakin dicari di pasar motor bekas. Harganya pun masih terbilang stabil, bahkan cenderung tinggi untuk motor naked sport berusia lebih dari tujuh tahun. Kelangkaan dan keunikan desainnya menjadi daya tarik utama bagi para kolektor.
Kelemahan yang Tak Terlupakan
Tentu saja, Yamaha Xabre juga tak lepas dari kekurangan. Harganya yang cukup mahal saat peluncuran dianggap tidak sebanding dengan fitur yang ditawarkan. Teknologi mesinnya yang masih SOHC 4-valve juga dianggap kurang mumpuni untuk kelas motor sport.
Selain itu, ketiadaan standar tengah juga menjadi salah satu kelemahan yang cukup disayangkan. Posisi berkendara yang unik juga tidak cocok untuk semua postur tubuh.
Kesimpulan
Yamaha Xabre adalah sebuah anomali di dunia motor sport. Desainnya yang eksentrik membuatnya tak bisa diterima oleh semua orang. Namun, justru keunikan inilah yang kini membuatnya menjadi buruan para kolektor dan penggemar motor naked yang berbeda dari lainnya. Meski memiliki beberapa kekurangan, Xabre tetap menawarkan pengalaman berkendara yang unik dan performa yang cukup memadai untuk pemakaian sehari-hari. Jika Anda mencari motor yang berbeda dan punya nilai historis, Xabre bisa menjadi pilihan yang menarik.