Jakarta – Pembangunan pabrik mobil listrik raksasa asal China, Build Your Dreams (BYD), di Brasil harus terhenti sementara. Otoritas setempat menemukan indikasi praktik perbudakan yang melibatkan ratusan pekerja konstruksi dalam proyek tersebut. Hal ini menjadi pukulan telak bagi ambisi ekspansi global BYD dan sorotan terhadap praktik ketenagakerjaan di proyek-proyek investasi asing.
Kantor Ketenagakerjaan Umum (MPT) Brasil melaporkan bahwa mereka telah menyelamatkan sekitar 160 pekerja di negara bagian Bahia. Para pekerja ini diduga kuat menjadi korban perbudakan modern dengan kondisi kerja yang sangat memprihatinkan. BYD sendiri telah mengambil langkah cepat dengan memutuskan kontrak kerja sama dengan perusahaan konstruksi Jinjiang Construction Brazil Ltd. dan berjanji akan memenuhi hak-hak para pekerja.
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Investigasi MPT mengungkapkan bahwa para pekerja, yang sebagian besar berasal dari China, ditempatkan dalam kondisi yang sangat tidak layak. Mereka dipaksa tinggal di bangunan-bangunan kumuh yang tidak memenuhi standar tempat tinggal. Lebih parah lagi, upah mereka ditahan, paspor mereka disita, dan mereka dipaksa bekerja dalam jam kerja yang panjang.
Beberapa detail yang terungkap dalam laporan MPT sungguh memprihatinkan. Di salah satu lokasi tempat tinggal, para pekerja bahkan tidak mendapatkan tempat tidur yang layak dan terpaksa tidur di lantai tanpa alas. Fasilitas sanitasi pun sangat minim, dengan satu kamar mandi harus digunakan bersama oleh 31 pekerja. Selain itu, mereka dipaksa bangun sangat pagi untuk memulai pekerjaan, jelas melanggar ketentuan jam kerja yang berlaku di Brasil.
"Kondisi tempat tinggal menunjukkan gambaran yang mengkhawatirkan tentang ketidakamanan dan degradasi. Ini adalah kondisi perbudakan," tegas MPT dalam pernyataannya. Kondisi ini tidak hanya menggambarkan perlakuan tidak manusiawi, tetapi juga dikategorikan sebagai "kerja paksa" karena para pekerja merasa terjebak dan tidak punya pilihan lain.
Kasus ini tidak hanya berdampak pada operasional pabrik BYD di Brasil, yang rencananya akan menjadi pabrik pertama mereka di luar Asia dan ditargetkan beroperasi pada Maret tahun depan, tetapi juga dapat menjadi preseden bagi investasi asing lainnya. Pemerintah Brasil kini akan lebih ketat dalam mengawasi praktik ketenagakerjaan dalam proyek-proyek besar, terutama yang melibatkan perusahaan asing.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa pertumbuhan ekonomi dan investasi tidak boleh mengorbankan hak-hak dasar pekerja. Praktik perbudakan modern, meskipun terjadi di era modern, masih menjadi ancaman nyata dan perlu tindakan tegas untuk memberantasnya. BYD sendiri kini berjanji akan memastikan bahwa hak-hak para pekerja yang terdampak terpenuhi dan berupaya memulihkan kepercayaan publik akibat kasus ini.