Era 2000-an menjadi saksi kejayaan motor bebek 2-tak di Indonesia. Di tengah persaingan sengit, Yamaha hadir dengan gebrakan unik melalui Tiara S, sebuah motor bebek bergaya ayam jago yang langsung mencuri perhatian. Desainnya yang menggabungkan elemen bebek dan sporty, serta performa mesin 2-tak yang ganas, menjadikan Tiara S idola anak muda pada masanya.
Yamaha Tiara S bukan sekadar motor bebek biasa. Ia hadir dengan desain batok lampu khas ayam jago, bodi ramping, dan garis-garis tajam yang agresif. Diboyong secara CBU (Completely Built Up) dari Malaysia dan Thailand, Tiara S menjadi simbol kemewahan dan gaya pada masanya. Posisi Tiara S di pasar berada di antara Yamaha F1ZR dan Y125Z, menawarkan alternatif bagi mereka yang menginginkan performa lebih dari bebek standar namun belum sampai ke level motor sport.
Mesin 2-tak berkapasitas 120 cc menjadi jantung dari Yamaha Tiara S. Dengan konfigurasi silinder tunggal, pendingin udara, dan transmisi 6-percepatan, motor ini mampu menghasilkan tenaga hingga 17 PS dan torsi 15,5 Nm. Performa ini setara dengan motor sport 150 cc pada masanya. Akselerasi yang responsif dan bobot ringan membuat Tiara S mampu melesat 0-100 km/jam dalam waktu 7 detik, sebuah catatan yang mengesankan untuk ukuran motor bebek.
Salah satu daya tarik Tiara S adalah penggunaan transmisi manual 6-percepatan, fitur yang jarang ditemukan pada motor bebek sekelasnya. Transmisi ini memberikan keleluasaan bagi pengendara untuk memaksimalkan potensi tenaga dan torsi mesin, sekaligus memberikan sensasi berkendara yang lebih sporty.
Yamaha Tiara S juga bisa disebut sebagai pelopor motor ayam jago modern di Indonesia. Sebelum Tiara S, Yamaha memang sempat merilis Yamaha Champ, namun Tiara S hadir dengan sentuhan desain dan teknologi yang lebih mutakhir. Suspensi depan teleskopik panjang dan setang jepit ala motor sport menjadi ciri khas motor ayam jago yang diadopsi oleh Tiara S.
Dari segi kaki-kaki, Yamaha Tiara S juga tidak main-main. Velg cast wheel 17 inci berpalang 3 dibalut ban Dunlop TT900, serta sistem pengereman cakram depan dan belakang dengan kaliper 2 piston, menegaskan kesan sporty pada motor ini. Suspensi belakang monoshock, yang pada saat itu masih dianggap mewah, juga memberikan stabilitas ekstra saat bermanuver.
Meski menawarkan performa dan fitur yang unggul, Yamaha Tiara S pada awalnya kurang diminati karena harganya yang mahal dan bertepatan dengan krisis moneter. Kegagalan di ajang balap juga menjadi salah satu faktor yang membuat Yamaha menghentikan penjualannya.
Namun, kini setelah belasan tahun berlalu, Yamaha Tiara S justru menjadi buruan para kolektor dan penggemar motor 2-tak. Populasinya yang terbatas dan sulitnya mendapatkan unit dalam kondisi mulus membuat harga Tiara S meroket. Beberapa unit bahkan sudah ada yang dihargai hingga Rp 40 juta, menjadikannya sebagai salah satu motor bebek termahal di pasar motor bekas.
Yamaha Tiara S bukan hanya sekadar motor bebek, tetapi juga sebuah ikon yang mewakili era kejayaan motor 2-tak di Indonesia. Kehadirannya yang unik, performanya yang ganas, dan desainnya yang sporty menjadikannya legenda yang terus dikenang hingga kini. Para pecinta motor klasik kini rela merogoh kocek dalam-dalam demi bisa memiliki kembali kenangan masa lalu melalui Yamaha Tiara S.