Jakarta – Pecah ban saat berkendara, apalagi di jalan tol dengan kecepatan tinggi, bisa menjadi mimpi buruk bagi siapa saja. Tak jarang, kepanikan yang melanda membuat pengemudi salah langkah, berujung pada kecelakaan fatal. Lantas, bagaimana cara yang tepat untuk menghadapinya?
Banyak pengemudi, dalam kondisi darurat seperti ini, cenderung mengandalkan rem secara mendadak. Padahal, inilah kesalahan fatal yang justru memperparah situasi. Alih-alih mengerem, yang perlu dilakukan adalah tetap tenang dan menguasai teknik dasar mengendalikan laju kendaraan.
Seorang pakar keselamatan berkendara, yang enggan disebutkan namanya, menjelaskan bahwa kunci utama saat pecah ban adalah menghindari penggunaan rem utama. "Saat pecah ban, hindari menginjak rem. Biarkan mobil melambat dengan sendirinya melalui engine brake," ujarnya. Caranya, lepas pedal gas, biarkan pedal rem bebas, dan lepaskan kopling (jika mobil manual).
Langkah selanjutnya adalah mengendalikan setir. Jangan biarkan mobil berbelok secara liar. Tahan kemudi agar tetap lurus ke depan. Perlu diingat, mobil cenderung akan bergerak ke arah ban yang pecah. Namun, hindari refleks menginjak rem.
“Saat mengerem, roda justru akan mengunci dan ban yang sudah pecah akan semakin kehilangan kendali. Akibatnya, mobil bisa terpelanting atau bahkan terguling,” lanjutnya.
Biarkan mobil melambat secara alami hingga kecepatannya berada di kisaran 50-60 km/jam. Setelah mobil mulai terkendali, barulah secara perlahan arahkan kendaraan ke bahu jalan atau tempat yang aman untuk berhenti.
Jadi, inti dari semua ini adalah, jangan panik! Tetap tenang, lepas semua pedal, dan tahan kemudi lurus. Biarkan mobil melambat dengan sendirinya sebelum akhirnya bisa dipinggirkan dengan aman. Dengan demikian, risiko kecelakaan akibat pecah ban bisa diminimalisir.
Ingat, keselamatan berkendara adalah tanggung jawab kita semua. Mari bekali diri dengan pengetahuan yang benar agar kita bisa berkendara dengan aman dan nyaman di jalan.
