Pemerintah memberi angin segar bagi pasar mobil hybrid di Indonesia. Rencana pemberian diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mulai tahun 2025, membuka peluang hadirnya mobil hybrid dengan harga yang lebih terjangkau. Langkah ini disambut positif oleh produsen otomotif, salah satunya Toyota, yang mengisyaratkan tengah menyiapkan amunisi baru.

Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), mengungkapkan bahwa insentif PPnBM ini akan mempercepat penetrasi mobil hybrid di Indonesia. Meskipun belum bisa memastikan model apa yang akan diluncurkan, Anton menegaskan bahwa Toyota terus melakukan riset dan pengembangan (R&D) untuk menghasilkan produk hybrid yang lebih terjangkau. "Ada atau tidak insentif hybrid, kita juga selalu membuat R&D untuk mengenai produk-produk baru, termasuk hybrid yang lebih terjangkau," ujarnya.

Diskon PPnBM ini, menurut Anton, akan menjadi katalisator yang membantu Toyota mewujudkan impian menghadirkan mobil hybrid yang ramah di kantong masyarakat. "Jadi hybrid insentif, itu akan membantu untuk meningkatkan (market-Red) gitu ya, meningkatkan penetrasi dari hybrid itu sendiri," imbuhnya. Meski begitu, Anton enggan mengungkap detail produk atau perkiraan waktu peluncurannya. "Nanti, karena ini kan banyak hal ya. Jadi banyak hal di luar kekuasaan saya," kilahnya. Ia hanya meminta dukungan agar tim R&D dan produksi Toyota bisa segera mewujudkan produk hybrid terjangkau ini.

Pemerintah sendiri telah mengumumkan bahwa mereka akan menanggung 3% PPnBM untuk mobil hybrid. Saat ini, PPnBM mobil hybrid dengan kapasitas silinder di bawah 3.000cc dikenakan tarif 15%, yang setelah dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) berada di kisaran 6-8%. Dengan adanya insentif, perkiraan tarif PPnBM yang akan dibebankan ke konsumen akan turun menjadi 3-5%.

Meskipun diskon PPnBM memberikan harapan harga mobil hybrid akan lebih murah, perlu diingat bahwa ada komponen pajak lain yang juga mempengaruhi harga, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), dan biaya administrasi kendaraan. Selain itu, wacana kenaikan PPN menjadi 12% tahun depan juga bisa menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan.

Namun, terlepas dari berbagai faktor tersebut, sinyal kuat dari Toyota untuk melahirkan mobil hybrid murah adalah angin segar bagi konsumen yang ingin beralih ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Era elektrifikasi di Indonesia tampaknya semakin dekat, dan diskon PPnBM ini menjadi salah satu batu loncatan penting dalam mewujudkan impian tersebut. Pertanyaannya sekarang, model hybrid apa yang akan ditawarkan Toyota dan kapan kita bisa melihatnya di jalanan? Kita tunggu saja.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini