Jakarta – Industri otomotif Indonesia menghadapi tantangan di penghujung tahun 2024. Data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan adanya perlambatan signifikan dalam ekspor mobil secara utuh (CBU) dan terurai (CKD) pada bulan November. Meski demikian, ekspor komponen justru menunjukkan tren positif.

Ekspor mobil CBU mencatatkan penurunan sebesar 20,5 persen, turun menjadi 37.114 unit dari 46.703 unit pada bulan sebelumnya. Angka ini merupakan yang terendah sejak pertengahan tahun 2024, meskipun masih lebih baik dibandingkan awal tahun yang sempat menyentuh angka rata-rata 33.500 unit. Perlambatan ini mengindikasikan adanya dinamika pasar global yang perlu diantisipasi oleh produsen dalam negeri.

Di sisi lain, ekspor mobil CKD juga mengalami penurunan yang cukup tajam, yakni sebesar 34,7 persen, dari 4.524 unit menjadi 2.952 unit. Kondisi ini juga menjadi yang terendah sepanjang semester kedua tahun ini, menandakan bahwa permintaan perakitan di negara tujuan ekspor juga mengalami penurunan.

Meskipun demikian, ada secercah harapan dari sektor ekspor komponen mobil. Pada bulan November, ekspor komponen justru meningkat sebesar 9,2 persen menjadi 10.793.967 set. Kenaikan ini menunjukkan bahwa industri komponen otomotif Indonesia masih memiliki daya saing yang baik di pasar internasional.

Toyota dan Daihatsu masih menjadi pemain utama dalam ekspor mobil CBU, dengan menguasai lebih dari 30 persen pasar. Diikuti oleh Mitsubishi Motors dan Hyundai yang juga memberikan kontribusi signifikan. Sementara untuk ekspor CKD, Toyota, Suzuki, dan Mitsubishi Motors menjadi kontributor terbesar. Menariknya, Toyota juga menjadi tulang punggung ekspor komponen, dengan kontribusi lebih dari 60 persen.

Perlambatan ekspor mobil CBU dan CKD ini perlu menjadi perhatian serius bagi industri otomotif Indonesia. Faktor-faktor seperti perubahan kondisi ekonomi global, persaingan yang semakin ketat, dan preferensi konsumen di negara tujuan ekspor perlu dianalisis lebih dalam.

Namun, peningkatan ekspor komponen menunjukkan bahwa industri otomotif Indonesia masih memiliki potensi yang besar. Pengembangan teknologi, peningkatan kualitas produk, dan strategi pemasaran yang tepat dapat menjadi kunci untuk menghadapi tantangan dan merebut kembali pangsa pasar ekspor mobil. Pemerintah juga diharapkan dapat memberikan dukungan dan kebijakan yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan ekspor otomotif Indonesia.

Berikut adalah ringkasan rapor ekspor mobil dari Indonesia pada November 2024:

  • Ekspor CBU: 37.114 unit (Turun 20,5% MoM)
  • Ekspor CKD: 2.952 unit (Turun 34,7% MoM)
  • Ekspor Komponen: 10.793.967 set (Naik 9,2% MoM)

Penting bagi para pelaku industri dan pemangku kepentingan untuk terus memantau perkembangan pasar dan berinovasi agar industri otomotif Indonesia tetap kompetitif di pasar global.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini