Kehadiran Maxus Mifa 9 di Indonesia bagaikan drama perebutan hati. Sempat diperkenalkan Indomobil Group di GIIAS 2023, mobil MPV listrik premium ini tiba-tiba muncul kembali di IIMS 2024, kali ini di bawah bendera Morris Garage (MG). Lantas, siapa sebenarnya yang akan memasarkan mobil ini? Pertanyaan ini belum terjawab jelas, menimbulkan tanda tanya besar di benak konsumen dan pecinta otomotif.

Indomobil, yang merupakan mitra kerja sama SAIC-Maxus, awalnya terlihat sangat serius untuk mengembangkan Maxus di Indonesia, bahkan dengan rencana produksi lokal dan harga di bawah Rp 1,1 miliar. Langkah ini menunjukkan keseriusan mereka untuk membawa Maxus sebagai pemain penting di pasar mobil listrik Indonesia. Maxus Mifa 9 sendiri, yang merupakan produk dari SAIC Maxus, dikenal dengan nama tersebut di China, sementara di beberapa pasar lain, seperti Thailand, menggunakan nama MG Maxus 9.

Kenyataan bahwa Maxus adalah "saudara kandung" MG, karena keduanya merupakan anak perusahaan dari SAIC, semakin menambah kerumitan situasi. Hal ini menciptakan potensi konflik internal dalam strategi pemasaran. Di satu sisi, Indomobil sudah membuka pemesanan dan berencana memproduksi lokal, namun di sisi lain, MG tiba-tiba ikut "membawa" Maxus 9 ke pameran.

Kepastian tentang siapa yang akan menjual Maxus 9 di Indonesia masih abu-abu. He Guowei, CEO MG Motor Indonesia, memberikan jawaban yang ambigu saat ditanya mengenai hal ini. "Masih dalam diskusi tingkat tinggi (prinsipal). Maxus juga adalah salah satu brand kami," ujarnya, seakan mengonfirmasi bahwa keputusan akhir belum bulat.

Maxus 9 sendiri menawarkan daya tarik yang cukup kuat. Dengan desain yang mengingatkan pada MPV mewah Toyota Alphard, namun dengan teknologi listrik penuh, mobil ini jelas membidik segmen menengah ke atas yang ingin tampil beda dan peduli lingkungan. Baterai lithium-ion 90 kWh yang dimilikinya diklaim mampu menghasilkan tenaga 245 Ps dan torsi 350 Nm, dengan jarak tempuh 435 km dalam kondisi baterai penuh. Fitur pengisian cepat juga menjadi nilai tambah, dengan kemampuan mengisi daya dari 30% hingga 80% hanya dalam 30 menit.

Dengan standar keamanan ENCAP bintang lima, Maxus 9 jelas tidak main-main dalam urusan keselamatan. Namun, semua keunggulan ini terasa percuma jika tidak ada kejelasan tentang siapa yang akan memasarkan dan memberikan layanan purna jualnya.

Konsumen kini berada dalam posisi menunggu, berharap segera ada titik terang mengenai nasib Maxus 9 di Indonesia. Apakah akan tetap di bawah naungan Indomobil dengan rencana produksi lokalnya, atau justru beralih ke MG dengan strategi pemasaran yang mungkin berbeda? Pertanyaan ini hanya waktu yang bisa menjawab. Yang jelas, kehadiran Maxus 9 dengan segala kontroversinya menjadi salah satu drama menarik di kancah otomotif Indonesia saat ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini