Jakarta – Tekanan angin ban mobil seringkali dianggap sepele, padahal perannya krusial untuk kenyamanan dan keamanan berkendara. Mengabaikannya bisa berakibat fatal, mulai dari boros bahan bakar hingga kerusakan ban yang membahayakan. Jadi, jangan remehkan urusan satu ini.

Setiap mobil punya rekomendasi tekanan angin ban yang berbeda, tergantung jenis dan konstruksinya. Informasi ini biasanya tertera di stiker yang ditempelkan di pilar pintu pengemudi. "Idealnya, tekanan ban disesuaikan dengan beban muatan. Beda antara muatan penuh dan kosong," ujar seorang praktisi otomotif dari Yogyakarta, Hardi Wibowo.

Pengecekan tekanan angin ban sebaiknya dilakukan secara berkala, terutama sebelum melakukan perjalanan jauh. Apa saja akibatnya jika tekanan ban kurang?

  • Boros Bahan Bakar: Ban dengan tekanan angin kurang membuat laju kendaraan menjadi berat, sehingga mesin bekerja lebih keras dan konsumsi bahan bakar pun meningkat.
  • Suspensi Tak Nyaman: Mobil akan terasa mengayun dan tidak stabil karena ban tidak mampu meredam guncangan dengan optimal.
  • Kerusakan Ban: Ban berpotensi rusak saat menghantam benda keras seperti batu, trotoar, atau lubang. "Bisa benjol karena benang di dinding ban putus," jelas Zulpata Zainal, seorang ahli ban dari PT Gajah Tunggal Tbk.
  • Kerusakan saat Parkir: Bahkan, ban bisa rusak meski mobil hanya diparkir di garasi. Tekanan ban yang kurang, apalagi ditambah bobot mobil, bisa membuat dinding ban menekuk dan benang putus akibat tertekan pelek dan permukaan jalan.

Maka dari itu, penting untuk selalu memastikan tekanan angin ban sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Lakukan pengecekan rutin, terutama sebelum perjalanan jauh. Ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal keselamatan Anda dan keluarga. Jangan sampai hal sepele ini menjadi penyebab masalah besar di jalan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini