Di tengah hiruk pikuk perkotaan, mengisi bahan bakar di SPBU menjadi rutinitas yang tak terhindarkan. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya, lebih bijak mana menyebutkan nominal rupiah atau volume liter saat mengisi bensin? Pertanyaan ini bukan sekadar iseng, tapi menyangkut efisiensi dan transparansi dalam bertransaksi. Apalagi, isu kecurangan SPBU kerap kali menghantui benak konsumen.

Perspektif Pakar: Nominal Rupiah vs. Volume Liter

Seorang ahli konversi energi dari ITB, Tri Yuswidjajanto Zaenuri, memberikan pencerahan. Menurutnya, secara fundamental, hasil yang didapatkan sama saja, baik menyebut nominal rupiah maupun volume liter. Ini karena SPBU secara berkala diawasi oleh badan metrologi untuk memastikan ketepatan takaran. Namun, tentu saja, ada oknum yang mencoba bermain curang.

Lalu, mana yang lebih disarankan? Pakar ini menyarankan untuk lebih memilih membeli dengan volume liter. Mengapa? Karena dengan begitu, kita bisa memperkirakan konsumsi bahan bakar kendaraan dengan lebih akurat.

"Jika kita tahu mobil kita punya rasio 1:10, artinya dengan 10 liter, kita bisa menempuh jarak 100 km. Ini memberikan gambaran yang jelas," jelas Yuswidjajanto.

Perangkap Nominal Rupiah: Harga Naik, Bensin Menyusut

Beralih ke pembelian dengan nominal rupiah, di sinilah letak perbedaannya. Kita seringkali terpaku pada angka rupiah yang dikeluarkan, tanpa menyadari bahwa harga BBM bisa berubah-ubah. Ketika harga naik, dengan nominal rupiah yang sama, kita akan mendapatkan volume bensin yang lebih sedikit. Ini bisa membuat kita merasa ‘dirugikan’, padahal sebenarnya kita hanya tidak menyadari fluktuasi harga.

"Kita sering menyalahkan bahan bakarnya, padahal yang naik adalah harga. Jadi, dengan uang yang sama, kita mendapatkan bensin yang lebih sedikit," lanjut pakar tersebut.

Namun, perlu digarisbawahi, hal ini lebih relevan untuk BBM non-subsidi yang harganya fluktuatif. Untuk BBM bersubsidi, harga sudah ditetapkan sehingga perhitungannya lebih mudah.

Mitos yang Perlu Diluruskan

Seringkali kita mendengar mitos bahwa mengisi bensin dengan nominal rupiah lebih menguntungkan. Alasannya, "jika harganya sedang murah, maka kita akan mendapatkan volume yang lebih banyak". Padahal, logika ini keliru. Kita tidak bisa memprediksi kapan harga akan turun, dan pada akhirnya, kita hanya berpatokan pada nominal rupiah yang sama dengan volume yang berubah-ubah.

Tips Cerdas Saat Mengisi Bensin

Dari penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa mengisi bensin dengan menyebutkan volume liter adalah pilihan yang lebih bijak. Berikut tips cerdas lainnya saat mengisi bensin:

  1. Pahami Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan Anda: Dengan mengetahui rasio konsumsi BBM mobil Anda, Anda bisa memperkirakan dengan lebih baik berapa liter bensin yang Anda butuhkan.
  2. Lakukan Pengecekan Berkala: Pastikan kendaraan Anda dalam kondisi prima. Kondisi mesin yang kurang optimal bisa membuat konsumsi BBM lebih boros.
  3. Pilih SPBU yang Terpercaya: Jangan ragu untuk mencari referensi SPBU yang memiliki reputasi baik. Hindari SPBU yang mencurigakan.
  4. Perhatikan Meteran SPBU: Pastikan meteran di mesin pengisi BBM berada pada angka nol sebelum pengisian dimulai.
  5. Isi di Waktu yang Tepat: Hindari mengisi bensin saat cuaca panas terik, karena bensin bisa menguap lebih cepat.
  6. Catat Pengisian Bahan Bakar: Mencatat jumlah liter yang diisi dan jarak yang ditempuh dapat membantu Anda memantau konsumsi bahan bakar kendaraan Anda.

Kesimpulan: Lebih Dari Sekadar Nominal

Mengisi bensin bukan sekadar urusan nominal rupiah. Ini tentang transparansi, efisiensi, dan pemahaman akan konsumsi bahan bakar kendaraan kita. Dengan memilih menyebutkan volume liter, kita bisa lebih mengontrol dan memantau kebutuhan bahan bakar dengan lebih baik. Selain itu, kita juga bisa menghindari ‘perangkap’ fluktuasi harga yang kerapkali membuat kita merasa rugi. Jadi, mulai sekarang, lebih cermatlah saat mengisi bensin di SPBU.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini