Mobil listrik asal China, Neta V, belum lama ini menjalani pengujian tabrak oleh ASEAN NCAP (New Car Assessment Program for Southeast Asian Countries). Hasilnya mengejutkan, Neta V hanya memperoleh nilai nol, menunjukkan perlindungan penumpang yang buruk.
Pengujian ASEAN NCAP meliputi empat kategori utama: Perlindungan Penumpang Dewasa, Perlindungan Penumpang Anak, Bantuan Keselamatan, dan Keselamatan Pengendara Sepeda Motor. Neta V gagal memperoleh poin pada kategori Keselamatan Pengendara Sepeda Motor karena tidak dilengkapi fitur yang relevan.
Analisis rinci pengujian mengungkapkan masalah serius pada struktur bodi Neta V dan sistem penahan penumpang. Sabuk pengaman tanpa teknologi penting seperti pretensioner dan pembatas beban membuat penumpang berisiko tinggi mengalami cedera saat terjadi benturan.
Tidak hanya itu, Neta V juga tidak memiliki Teknologi Pelindung Kepala (HPT) yang berdampak pada perlindungan penumpang dalam uji benturan samping. Penilaian dinamis untuk perlindungan penumpang anak memang menunjukkan hasil yang lebih baik, namun pemasangan Child Restraint System (CRS) yang buruk mengurangi potensi perlindungan.
Hasil tes ini mengirimkan sinyal bahaya bagi industri otomotif China, yang telah mendominasi pasar mobil listrik di Asia Tenggara. Kegagalan Neta V menunjukkan bahwa produsen China harus mengutamakan keselamatan penumpang daripada sekadar menjual kendaraan listrik dengan harga murah.
Juru bicara PT Neta Auto Indonesia mengklaim bahwa model yang diuji tidak mewakili spesifikasi yang dipasarkan di Indonesia. Ia menyebut bahwa Neta V telah lulus sertifikasi uji tipe SUT dan memenuhi standar pasar otomotif di Indonesia.
Namun, publik tetap mempertanyakan komitmen Neta pada keselamatan penumpang. Pengujian ASEAN NCAP dilakukan pada model yang didistribusikan di pasar ASEAN, termasuk Indonesia. Jika model yang diuji berbeda dengan yang dijual di Indonesia, hal itu menimbulkan kekhawatiran tentang standar ganda.
Tragedi yang terjadi baru-baru ini akibat tabrakan kendaraan listrik di Indonesia menekankan pentingnya keselamatan penumpang dalam kendaraan bermotor. Produsen mobil listrik harus bertanggung jawab untuk memproduksi kendaraan yang memenuhi standar keselamatan internasional.
Kegagalan Neta V dalam tes ASEAN NCAP harus menjadi pelajaran bagi semua produsen mobil listrik, termasuk produsen China. Keselamatan penumpang tidak boleh dikorbankan demi margin keuntungan. Industri otomotif perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa semua kendaraan listrik memberikan perlindungan yang memadai bagi penggunanya.