Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan tegas bahwa ojek online (ojol) tidak memenuhi kriteria sebagai penerima subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Sontak pernyataan tersebut mengundang reaksi keras dari asosiasi ojol "Garda Indonesia" yang mengancam akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di seluruh Indonesia.
Ketua Umum Garda Indonesia, Igun Wicaksono, mengkritik pedas keputusan Bahlil yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil. Menurut Igun, selama ini ojol telah memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional, namun pemerintah justru tidak mau memberikan hak yang seharusnya mereka dapatkan.
"Kami sudah berjuang keras sejak 5-6 tahun terakhir untuk mendapatkan legalitas dari pemerintah. Kami juga mendorong presiden untuk menerbitkan aturan yang jelas. Tapi sampai sekarang, usaha kami belum membuahkan hasil," ujar Igun.
Igun menambahkan, pernyataan Bahlil semakin memperburuk kondisi ojol yang selama ini sudah terpuruk akibat kenaikan harga BBM. Aksi unjuk rasa besar-besaran yang akan digelar diharapkan dapat menjadi peringatan bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib para pekerja sektor informal.
"Pemerintah harusnya mensejahterakan ojol, bukan malah menambah beban mereka. Kami siap turun massa besar-besaran untuk memperjuangkan hak kami sebagai warga negara yang berhak mendapatkan subsidi," tegas Igun.
Menanggapi rencana aksi unjuk rasa tersebut, Bahlil bersikukuh pada pendiriannya. Ia beralasan bahwa motor yang digunakan para driver ojol merupakan milik pribadi dan digunakan untuk kegiatan usaha, sehingga tidak memenuhi kriteria penerima subsidi BBM.
"Ojek kan pakai untuk usaha. Motor punya saudara-saudara kita yang bawa motornya. Masa yang kayak gini di subsidi?" kata Bahlil.
Perdebatan mengenai subsidi BBM untuk ojol diperkirakan akan terus berlanjut. Di satu sisi, pemerintah bersikukuh pada pendiriannya, sementara di sisi lain para ojol merasa diperlakukan tidak adil. Aksi unjuk rasa besar-besaran yang direncanakan bisa menjadi titik balik dalam perjuangan ojol untuk mendapatkan hak yang layak.