Jakarta, – Asosiasi ojek online (ojol) Garda Indonesia mengecam keras pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang menyatakan bahwa ojol tidak masuk dalam kriteria penerima subsidi BBM. Ketua Umum Garda Indonesia Igun Wicaksono mempertanyakan hati nurani Bahlil dan keberpihakannya kepada masyarakat kecil.
"Padahal kami berharap pemerintahan saat ini dapat mensejahterakan ojol. Namun, pernyataan Bahlil justru memantik amarah kami dan siap turun massa besar," tegas Igun.
Igun menilai pernyataan Bahlil mengabaikan fakta di lapangan. Menurutnya, banyak driver ojol yang penghasilannya pas-pasan dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi jika kebijakan subsidi BBM ini benar-benar diterapkan, maka akan semakin memperburuk kondisi mereka.
"Kami sudah menjadi sapi perah perusahaan aplikasi, jangan ditambah lagi dengan pemerasan dari pemerintah," keluh Igun.
Lebih lanjut, Igun meminta Bahlil untuk mempertimbangkan kembali keputusannya. Ia mendesak agar pemerintah memberikan subsidi BBM kepada ojol karena mereka merupakan bagian dari masyarakat yang membutuhkan.
"Garda Indonesia menilai pernyataan Bahlil tidak populer dan akan menyusahkan semua pihak. Ojol hanya butuh BBM bersubsidi," tegas Igun.
Sementara itu, pernyataan Bahlil Lahadalia sebelumnya telah menuai kritik dari berbagai pihak. Bahkan, beberapa anggota DPR dari Komisi VII sempat mempertanyakan logika Bahlil yang mengecualikan ojol dari penerima subsidi BBM.
Pasalnya, ojol merupakan salah satu moda transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat, terutama di perkotaan. Pembatasan subsidi BBM untuk ojol dikhawatirkan akan berdampak pada kenaikan tarif ojek online dan memberatkan masyarakat.
Kini, bola panas pernyataan Bahlil Lahadalia berada di tangan pemerintah. Apakah pemerintah akan mengabaikan aspirasi ojol dan tetap pada keputusannya, atau akan mempertimbangkan kembali dan memberikan subsidi BBM kepada para pekerja keras ini? Masyarakat menunggu jawabannya.
