Industri otomotif terus berinovasi dalam upaya menciptakan mobilitas yang lebih ramah lingkungan. Salah satu cara yang tengah dilirik adalah penggunaan bahan bakar alternatif seperti bioetanol.
Toyota, salah satu pabrikan otomotif terkemuka, telah menggandeng Pertamina dan perusahaan rental mobil Trac untuk menguji coba penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan. Uji coba ini melibatkan 50 unit mobil Toyota yang akan menggunakan bioetanol E10, campuran dari 10% etanol nabati dan 90% bensin.
Menurut Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Hiroyuki Ueda, seluruh mobil Toyota telah siap menenggak bahan bakar bioetanol hingga 10%. Hal ini mendukung program Net Zero Emission dan memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia.
Wakil Presiden Direktur PT TAM Henry Tanoto menambahkan, kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan mobilitas yang lebih ramah lingkungan dan mendorong penggunaan bahan bakar alternatif di masa depan.
Dalam kerja sama ini, Toyota bertugas menyediakan mobil-mobil yang kompatibel dengan bahan bakar bioetanol, sementara Pertamina menyediakan bahan bakar bioetanol E10. Trac sebagai perusahaan rental mobil akan menyewakan ke-50 unit mobil Toyota kepada konsumen.
"Harapannya, kolaborasi ini dapat memberikan pengalaman nyata penggunaan bahan bakar bioetanol kepada pelanggan di Indonesia. Kami akan mengevaluasi dampaknya terhadap kendaraan, efisiensi bahan bakar, emisi, dan pengalaman konsumen," jelas Henry.
Toyota bahkan mengklaim beberapa mobilnya telah mampu menggunakan bioetanol E20. Hal ini membuka peluang pengembangan bahan bakar alternatif lainnya seperti B50 yang dapat membantu mengurangi emisi kendaraan.
Inisiatif penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan merupakan langkah penting dalam mewujudkan mobilitas yang lebih hijau. Dengan mengandalkan sumber daya alam nabati, bahan bakar alternatif ini dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca.
Pengujian ini diharapkan memberikan wawasan berharga tentang potensi bioetanol sebagai bahan bakar alternatif yang layak dan sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan bauran energi terbarukan.