Dalam upaya mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke sumber daya yang lebih ramah lingkungan, Indonesia terus mendorong pengembangan biodiesel. Presiden Prabowo Subianto menyatakan rencana pemerintahannya untuk meningkatkan penggunaan biodiesel hingga 50 persen (B50) pada tahun 2025.

Langkah ini sejalan dengan visi Indonesia untuk menjadi mandiri energi dengan mengandalkan sumber daya dalam negeri. Salah satu fokus utama adalah memanfaatkan potensi kelapa sawit untuk memproduksi biodiesel.

Di forum bisnis Indonesia-Brasil di Rio de Janeiro, Presiden Prabowo mengapresiasi kemajuan Brasil dalam pemanfaatan energi hijau dan terbarukan, terutama bioetanol. Ia menekankan perlunya Indonesia belajar dari pengalaman Brasil untuk mengembangkan industri biofuel yang berkelanjutan.

Brasil telah mengembangkan industri biofuel selama lebih dari 50 tahun, dengan bioetanol yang diproduksi dari tebu dan jagung. Pengalaman Brasil ini menjadi inspirasi bagi Indonesia dalam mengembangkan industri biodiesel berbasis kelapa sawit.

Selain mengurangi ketergantungan pada impor minyak, penggunaan biodiesel juga dapat menurunkan emisi karbon dari kendaraan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi jejak karbon dan berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.

Sebagai persiapan menuju implementasi B50 pada tahun 2025, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memulai persiapan untuk penerapan biodiesel 40% (B40) pada tahun 2025. Langkah ini akan menjadi batu loncatan menuju penggunaan B50.

Dengan tercapainya target B50, pemerintah memproyeksikan penghematan hingga 20 miliar dolar AS untuk impor minyak. Penghematan ini berpotensi besar dalam mengurangi beban subsidi energi pemerintah dan mengalihkan dana tersebut untuk pengembangan sektor-sektor penting lainnya.

Upaya Indonesia mengembangkan biodiesel merupakan langkah strategis menuju kemandirian energi. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil, meningkatkan ketahanan energi nasional, dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini