Jakarta, Kompas Otomotif – Industri otomotif Indonesia kembali diwarnai kejutan. Hyundai, yang sempat bertengger di jajaran merek mobil terlaris, kini harus mengakui keunggulan pendatang baru asal China, BYD.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Hyundai absen dari 10 besar merek mobil terlaris pada bulan Oktober 2024. Padahal, sebelumnya merek asal Korea Selatan itu kerap meramaikan daftar tersebut.
Penjualan Hyundai secara wholesales (pengiriman ke dealer) hanya mencapai 1.711 unit, naik tipis dari bulan sebelumnya (1.596 unit). Sedangkan penjualan retail (pengiriman ke konsumen) mengalami penurunan dari 1.491 unit pada September menjadi 1.451 unit pada Oktober.
Sepanjang Januari hingga Oktober, penjualan Hyundai terus mengalami penurunan. Distribusi wholesales yang sempat mencapai 3.000-an unit pada Januari merosot hingga di bawah 2.000 unit sejak Maret.
Penurunan juga terjadi pada penjualan retail, yang terus menurun sejak Juli. Dari 2.313 unit pada Juni, turun menjadi 1.759 unit pada Juli, dan terus menurun hingga 1.451 unit pada Oktober.
Secara total, distribusi wholesales Hyundai sepanjang tahun ini berjumlah 18.875 unit, sementara penjualan retail mencapai 18.892 unit. Penurunan ini membuka peluang bagi BYD untuk merangsek ke posisi enam merek mobil terlaris.
BYD, yang baru memasuki pasar otomotif Indonesia pada Juni 2024, mencatatkan penjualan wholesales sebanyak 2.488 unit dan penjualan retail 2.597 unit pada Oktober. Sejak perdana melakukan distribusi, BYD telah mengirimkan 11.024 unit ke dealer-dealer, dan 8.821 unit ke konsumen sejak Juli.
Kemenangan BYD di pasar otomotif Indonesia tidak lepas dari strategi agresifnya. Merek ini gencar meluncurkan produk baru, termasuk mobil listrik yang sedang naik daun. Harga yang kompetitif dan fitur yang lengkap juga menjadi faktor penarik bagi konsumen.
Sedangkan Hyundai, yang sebelumnya mengandalkan model-model SUV dan MPV, tampaknya perlu meninjau ulang strateginya agar dapat kembali bersaing di pasar yang semakin ketat.