Di tengah maraknya penggunaan mobil di perkotaan, transmisi CVT semakin populer berkat kenyamanan berkendaranya yang praktis. Namun, muncul anggapan bahwa CVT lebih rentan rusak daripada transmisi manual yang dikenal tangguh.
Benarkah demikian? Seberapa besar peran perawatan dalam menjaga umur transmisi kedua jenis mobil ini?
Menurut mekanik senior dari bengkel mobil ternama, anggapan CVT lebih rentan sebenarnya kurang tepat.
"Banyak masalah CVT yang terjadi justru karena kurangnya perawatan, bukan karena kelemahan teknologinya. CVT memang canggih, tapi juga sensitif terhadap oli," jelas sang mekanik.
Ia menekankan bahwa penggunaan oli yang tepat dan penggantian sesuai jadwal sangat krusial untuk menjaga kinerja CVT. Meski perawatan mobil manual terkesan lebih sederhana, tetap ada risiko yang perlu diperhatikan.
"Mobil manual memang lebih mekanis sehingga lebih tahan banting. Tapi, kalau pengguna ceroboh saat memindahkan gigi, komponen seperti kopling bisa cepat aus," ujarnya.
Perawatan menjadi kunci utama untuk mempertahankan umur transmisi CVT maupun manual. Untuk CVT, sangat disarankan untuk memperhatikan penggantian oli yang biasanya memiliki interval lebih sering daripada transmisi manual.
"Segera ganti oli CVT saat sudah berubah warna atau muncul gejala slip saat akselerasi. Jangan tunggu sampai rusak," saran mekanik tersebut.
Sebaliknya, perawatan mobil manual yang lebih mudah sering kali menjadi alasan sebagian orang memilih transmisi jenis ini.
"Kalau mau aman dan minim risiko, manual memang pilihan bijak. Tapi untuk kenyamanan, terutama di perkotaan yang padat lalu lintas, CVT tetap unggul," kata mekanik tersebut.
Kesimpulannya, rentan atau tidaknya CVT bergantung pada perawatan yang diberikan oleh pemiliknya. Dengan perawatan yang tepat, CVT dapat bertahan lama dan memberikan kenyamanan berkendara yang optimal. Sementara itu, transmisi manual menawarkan daya tahan yang lebih tinggi dengan catatan pengoperasian yang baik.