Jakarta – Industri otomotif Tanah Air memperlihatkan performa ekspor yang fluktuatif pada Oktober 2024. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan adanya peningkatan ekspor mobil rakitan utuh (CBU) namun penurunan pada ekspor mobil terurai (CKD) dan komponen otomotif.
Dalam hal CBU, ekspor tercatat mencapai 46.730 unit, naik tipis 1,3% dari bulan sebelumnya. Meskipun demikian, dibandingkan Oktober 2023, terjadi penurunan tipis sebesar 0,5%. Toyota tetap mendominasi pasar dengan pengapalan 16.019 unit, diikuti Mitsubishi Motors (11.981 unit) dan Daihatsu (10.198 unit).
Di sisi lain, ekspor CKD mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan. Pada Oktober 2024, volume ekspor mencapai 4.524 set unit, turun 6,7% dari bulan sebelumnya dan 34,6% dari tahun sebelumnya. Mitsubishi Motors masih memimpin segmen ini dengan pengapalan 3.060 set unit, diikuti oleh Hyundai (840 set unit) dan Suzuki (624 set unit).
Penurunan juga terjadi pada ekspor komponen otomotif. Tercatat volume ekspor sebesar 9.882.793 pis, turun 9,2% dari bulan sebelumnya. Secara tahunan, penurunannya lebih moderat sebesar 0,7%. Toyota kembali menjadi kontributor utama, berkontribusi sebesar 88,8% dari total ekspor komponen.
Fluktuasi ekspor otomotif ini mencerminkan tantangan yang dihadapi industri di tengah dinamika pasar global yang tidak menentu. Ancaman resesi ekonomi, inflasi yang tinggi, dan gangguan rantai pasokan akibat konflik geopolitik menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja ekspor.
Meski begitu, industri otomotif nasional dinilai masih memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Dengan dukungan pemerintah dalam hal insentif fiskal dan kebijakan yang pro-industri, Gaikindo optimistis ekspor otomotif Indonesia dapat kembali tumbuh pada tahun-tahun mendatang.