Jalan tol layaknya urat nadi yang menghubungkan kota-kota besar di Indonesia. Namun, jalur vital ini tak luput dari kisah kelam yang menyayat hati. Salah satunya adalah Tol Cipularang, yang telah menjadi saksi bisu dari serangkaian kecelakaan tragis.
Berdasarkan penelusuran Jasa Marga, kecelakaan yang terjadi di Tol Cipularang sebagian besar disebabkan oleh faktor pengemudi (90%) dan faktor kendaraan (10%). Faktor pengemudi yang paling dominan adalah kelalaian dan kealpaan dalam berkendara.
Jusri Pulubuhu, Praktisi Road Safety & Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengungkap bahwa ruas Tol Cipularang KM 90-100 merupakan titik rawan kecelakaan. Jalur menurun di ruas tersebut memberikan beban berat pada sistem pengereman, terutama bagi kendaraan besar seperti truk.
"Semakin berat bobot kendaraan, semakin berat pula beban kerja rem. Jika penanganan pengemudi salah, seperti melakukan pengereman mendadak atau kurang memperhatikan kondisi jalan, maka kecelakaan bisa tak terhindarkan," jelas Jusri.
Selain kelalaian pengemudi, faktor kendaraan juga turut menyumbang penyebab kecelakaan. Truk bermuatan berlebihan atau Over Dimension and Over Load (ODOL) menjadi salah satu pemicu utama. Muatan berlebih membuat sistem pengereman bekerja ekstra keras, sehingga rentan mengalami kegagalan.
Rintangan lain yang dihadapi pengemudi di Tol Cipularang KM 90-100 adalah gaya momentum yang tinggi pada jalanan menurun. Ditambah bobot kendaraan yang berat, mobil berpotensi hilang kendali jika pengemudi tidak menguasai teknik berkendara yang tepat.
Tragedi Tol Cipularang merupakan pengingat penting akan pentingnya berkendara dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Pengemudi harus selalu memperhatikan kondisi kendaraan dan jalan, serta mengutamakan keselamatan diri dan orang lain.
Pemerintah dan pihak terkait juga perlu melakukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan keselamatan di Tol Cipularang. Peningkatan sistem pengawasan, pemasangan rambu-rambu yang jelas, dan sosialisasi tentang bahaya berkendara ugal-ugalan menjadi beberapa langkah yang perlu ditempuh.
Dengan meningkatkan kesadaran dan memperkuat pengawasan, kita berharap tragedi Tol Cipularang tidak lagi terulang. Jalan tol yang seharusnya menjadi jalur penghubung justru menjadi jalan kematian. Mari berkendara dengan bijak dan jadilah bagian dari upaya menciptakan jalan yang aman untuk semua.