Kecelakaan tragis akibat truk atau bus rem blong kembali terjadi di Tol Cipularang. Insiden ini menambah daftar panjang tragedi serupa yang merenggut banyak nyawa. Ironisnya, kecelakaan ini terus berulang meskipun peringatan demi peringatan telah dilontarkan.
Pakar keselamatan berkendara mengungkap bahwa di balik kecelakaan rem blong, terdapat penyebab tidak langsung yang sering diabaikan. Penyebab ini meliputi sistem rekrutmen pengemudi yang tidak memadai, minimnya pelatihan dan pengembangan, serta kurangnya perawatan kendaraan yang layak.
Perusahaan angkutan kerap merekrut pengemudi truk dan bus dari kalangan kernet tanpa memberikan pelatihan yang memadai. Akibatnya, pengemudi hanya mengandalkan pengalaman semata, bukan pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni. Ketika menghadapi situasi kritis, seperti rem blong, mereka tidak mampu mengambil keputusan yang tepat.
Selain rekrutmen yang buruk, sistem perawatan kendaraan yang sembrono juga menjadi faktor pemicu. Perusahaan angkutan sering menunda penggantian komponen kendaraan yang sudah usang demi menghemat biaya. Sikap ini mengabaikan keselamatan penumpang dan pengguna jalan lain.
Pengabaian terhadap masalah sistemik ini telah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi terjadinya kecelakaan. Hal ini diperparah oleh lemahnya pengawasan dari pemerintah dan penegakan hukum yang tidak tegas.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan solusi komprehensif yang menyasar penyebab tidak langsung. Prakarsa itu harus meliputi:
- Peningkatan standar rekrutmen pengemudi dengan mewajibkan pelatihan dan sertifikasi yang ketat.
- Pengembangan program pelatihan berkelanjutan untuk pengemudi truk dan bus agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai.
- Pengawasan yang lebih ketat terhadap perusahaan angkutan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan dan perawatan kendaraan.
- Pemberlakuan sanksi tegas bagi perusahaan dan pengemudi yang melanggar peraturan keselamatan.
Dengan mengatasi penyebab tidak langsung ini, kita dapat menciptakan sistem transportasi yang lebih aman dan mencegah tragedi serupa terulang kembali. Jangan biarkan nyawa terus melayang karena kelalaian dan keengganan untuk membenahi masalah fundamental. Pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat harus berkolaborasi untuk mewujudkan perubahan demi keselamatan bersama di jalan raya.