Rem blong menjadi momok menakutkan bagi para pengguna kendaraan, terutama truk dan bus. Di balik peristiwa rem blong yang kerap terjadi, terdapat sebuah fenomena berbahaya yang disebut brake fading.
Brake fading adalah jenis rem blong yang terjadi ketika kampas rem kehilangan traksi pada tromol. Fenomena ini terjadi pada rem tromol, yang umum ditemukan pada bus dan truk. Akibatnya, kampas rem tidak dapat menyentuh permukaan tromol dan tidak menghasilkan gaya pengereman yang memadai.
Proses brake fading diawali dengan peningkatan suhu pada kampas rem akibat beban pengereman yang berat, seperti saat melintasi jalan menurun atau membawa muatan berlebih. Ketika suhu kampas rem mencapai titik sublim, permukaannya berubah dari padat menjadi gas, menciptakan kabut panas yang menghalangi kontak antara kampas dan tromol.
Yang membuat brake fading sangat berbahaya adalah ketidakmampuan pengemudi untuk mendeteksinya. Pedal rem terasa padat dan berfungsi normal, tetapi laju kendaraan tidak berkurang sesuai harapan. Pengemudi pun merasa kewalahan untuk menghentikan kendaraan, terutama saat menghadapi situasi darurat.
Berbeda dengan jenis rem blong lainnya, brake fading tidak dapat diatasi oleh teknologi keselamatan apa pun. Sumber masalahnya terletak pada perangkat rem utama, yang membuat kendaraan tidak dapat dikendalikan.
Kasus kecelakaan beruntun di tol Cipularang KM 92 beberapa waktu lalu diduga disebabkan oleh rem blong yang dialami truk. Truk yang melaju dari Bandung ke Jakarta kehilangan kendali akibat brake fading, sehingga menabrak kendaraan di depannya.
Untuk mencegah terjadinya brake fading, pemilik kendaraan perlu memperhatikan perawatan rem secara berkala. Kampas rem yang sudah usang atau rusak harus segera diganti. Selain itu, pengemudi disarankan untuk menghindari penggunaan rem secara berlebihan di jalan menurun atau saat membawa beban berat. Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan ini, pengguna kendaraan dapat meminimalkan risiko terjadinya brake fading dan memastikan keselamatan berkendara.