Membeli mobil bekas banjir mungkin terlihat menggiurkan karena harganya yang lebih murah. Namun, di balik harga yang menggiurkan itu, terdapat risiko besar yang harus dipertimbangkan.
Menurut Andi, pemilik showroom mobil bekas Jordy Motor, membeli mobil bekas banjir sangat tidak disarankan. Hal ini dikarenakan biaya perbaikannya yang sangat mahal.
"Harus siapkan dana lebih karena banyak komponen yang berpotensi rusak, seperti mesin, transmisi, kaki-kaki, dan bahkan interior," jelas Andi.
Untuk mengantisipasi biaya perbaikan tersebut, Andi menyarankan untuk menyiapkan dana minimal Rp 10 juta. Namun, jumlah ini masih bisa bervariasi tergantung tingkat kerusakan mobil.
Selain biaya perbaikan, mobil bekas banjir juga memiliki dampak jangka panjang pada performa dan durabilitasnya. Komponen yang terendam air dapat mengalami masalah kelistrikan, korosi, dan kerusakan fatal lainnya.
Meskipun demikian, jika Anda tetap ingin mengambil risiko membeli mobil bekas banjir, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Inspeksi menyeluruh: Lakukan inspeksi menyeluruh pada mobil, termasuk bagian yang terendam air. Periksa tanda-tanda karat, kotoran, atau bau apek.
- Data kerusakan: Cari tahu riwayat kerusakan mobil, terutama terkait banjir. Ini dapat membantu Anda menentukan tingkat keparahan kerusakan dan biaya perbaikan yang diperlukan.
- Jaminan: Mintalah jaminan dari penjual untuk memastikan bahwa mobil tidak memiliki masalah tersembunyi. Ini akan melindungi Anda dari biaya perbaikan yang tak terduga.
Membeli mobil bekas banjir dapat menjadi pertaruhan besar. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan risiko dan menyiapkan dana yang cukup untuk perbaikan. Jika tidak, Anda mungkin akan menghadapi masalah besar dan pengeluaran tak terduga di kemudian hari.