Raksasa otomotif dunia, Stellantis, kembali dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran terhadap karyawannya. Kali ini, tercatat 1.500 pekerja di Amerika Serikat menjadi korban efisiensi perusahaan yang menaungi 14 merek kendaraan tersebut.
Langkah ini menyusul pemecatan 2.450 karyawan yang dilakukan Stellantis pada Agustus 2024 di pabrik Michigan yang memproduksi mobil Ram 1500 Classic. Dengan demikian, total jumlah pekerja Stellantis yang di-PHK dalam kurun waktu tiga bulan terakhir mencapai 3.950 orang.
"Tindakan ini merupakan keputusan sulit, namun perlu dilakukan untuk mengembalikan keunggulan kompetitif perusahaan dan meningkatkan produksi ke level sebelumnya," ungkap pernyataan resmi Stellantis.
Penjualan Stellantis di Amerika Utara mengalami penurunan yang cukup signifikan, sehingga memaksa perusahaan untuk merestrukturisasi manajemen senior dan memangkas tenaga kerja bergaji per jam. Sejak awal tahun ini, nilai saham Stellantis telah anjlok hingga 41%.
Salah satu lini bisnis Stellantis yang terdampak paling parah adalah Jeep. Pada awal November 2024 lalu, perusahaan memecat 1.100 karyawan di pabrik Jeep Gladiator di Toledo, Ohio, dan 400 pekerja di fasilitas produksi suku cadang otomotif di Detroit.
Stellantis berharap bahwa efisiensi dan pengurangan biaya ini dapat membantu perusahaan membalikkan tren negatif di sektor penjualan dan keuntungan di pasar Amerika Serikat. Di samping itu, Stellantis juga berfokus pada pengembangan kendaraan listrik dan elektrifikasi untuk masa depan industri otomotif.