Neta, perusahaan mobil listrik asal Tiongkok, tengah mengalami penurunan penjualan yang tajam di negaranya. Penjualan mobil Neta dari Januari hingga September 2024 hanya mencapai 53.583 unit, atau kurang dari 30% dari target tahunan. Bahkan, pengiriman pada Oktober 2024 merosot 40% menjadi hanya 4.500 unit.
Salah satu penyebab penurunan penjualan Neta diduga adalah masalah dengan pengiriman model Neta S Hunting Wagon. Selain itu, model Neta lainnya juga mengalami penurunan penjualan. Akibatnya, pabrik Neta di Tongxiang, Zhejiang, harus menghentikan produksi selama setengah bulan dan gaji karyawan dipangkas.
Namun, situasi Neta di Indonesia justru berbeda. Brand PR dan Digital Senior Manager Neta Auto Indonesia, Frietz F Roboth, memastikan bahwa bisnis Neta di Indonesia masih berjalan lancar. "Semua berjalan lancar, tidak ada kendala, masih normal dan NETA di Indonesia baik-baik saja," ujarnya.
Frietz menambahkan bahwa Neta saat ini tengah berfokus mempersiapkan diri mengikuti pameran otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) yang akan digelar pada 22 November hingga 1 Desember 2024. Neta akan menjadi salah satu peserta di antara 27 merek lainnya.
"Apalagi dalam waktu dekat, NETA juga akan berpartisipasi di GJAW 2024, dan pastinya NETA akan terus berkomitmen meningkatkan ekosistem penggunaan EV di Indonesia," pungkas Frietz.
Meski mengalami kesulitan di China, Neta tampaknya masih optimistis dengan pasar Indonesia. Perusahaan tersebut tetap melakukan promosi dan berpartisipasi dalam pameran besar untuk memperluas jangkauannya. Dengan perakitan lokal dan komitmen untuk meningkatkan ekosistem kendaraan listrik, Neta berharap dapat terus bersaing di pasar Indonesia yang semakin kompetitif.