Kecelakaan lalu lintas tragis yang melibatkan dokter asal Indonesia di Malaysia baru-baru ini menyoroti pentingnya uji tabrak dalam memastikan keselamatan kendaraan. Uji tabrak, yang merupakan rangkaian pengujian untuk menilai ketahanan mobil dalam berbagai skenario kecelakaan, menjadi pertimbangan krusial bagi konsumen.
Uji tabrak umumnya meliputi uji tabrak depan, samping, tes benturan kepala, dan tes tabrak objek boneka. Uji tabrak samping, yang menjadi sorotan dalam kasus kecelakaan di Malaysia, dilakukan menggunakan kereta uji yang menghantam kendaraan diam dari sisi pengemudi dengan kecepatan 50 km/jam.
Menurut Insurance Institute for Highway Safety (IIHS), dampak benturan samping bervariasi tergantung pada jarak sumbu roda (wheelbase) kendaraan. Jarak referensi benturan (IRD) juga menentukan kekuatan dampak benturan.
Dalam kasus dokter Indonesia yang menjadi korban kecelakaan di Malaysia, mobil yang dikendarainya ditabrak dari sisi samping, menyebabkan kerusakan parah di bagian pintu depan dan belakang. Kecelakaan ini menunjukkan pentingnya memiliki mobil dengan ketahanan benturan samping yang baik.
Selain uji tabrak yang dilakukan oleh produsen mobil, uji tabrak independen yang dilakukan oleh lembaga seperti ASEAN NCAP, Euro NCAP, dan IIHS sangat informatif. Uji tabrak independen ini memberikan penilaian keselamatan pada mobil yang beredar di pasaran, membantu konsumen membuat keputusan pembelian yang tepat.
Konsumen harus mempertimbangkan dengan cermat hasil uji tabrak sebelum membeli mobil. Mobil dengan peringkat keselamatan tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk melindungi pengemudi dan penumpang dalam hal terjadi kecelakaan. Uji tabrak yang ketat dapat menjadi perbedaan antara hidup dan mati di jalan raya.