Di tengah gempuran skuter baru yang kian canggih, nasib Yamaha Fino kian terombang-ambing. Sejak diperkenalkan pada 2012 silam, motor retro ini belum mengalami perubahan signifikan, baik dari segi fitur maupun mesin.
Meski begitu, Yamaha masih mempertahankan Fino di pasaran dengan merilis warna-warna baru dari waktu ke waktu. Yamaha juga membagi Fino menjadi tiga varian, yaitu Fino Grande, Fino Premium, dan Fino Sporty. Ketiganya dibanderol mulai dari Rp 20,4 juta hingga Rp 21,6 juta.
Menurut Public Relation, YRA & Community Manager PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Rifki Maulana, Fino masih memiliki penggemar setia di Indonesia, terutama di wilayah timur. Namun, ia mengakui bahwa produksi Fino saat ini sedang dievaluasi.
"Untuk segmen skutik neo retro yang stylish, Yamaha tampaknya fokus bermain di kategori classy dengan menghadirkan Fazzio dan Grand Filano," ujar Rifki.
Berbanding terbalik dengan Fino, Honda Scoopy, kompetitor terdekatnya, terus mengalami perkembangan pesat. Scoopy telah memasuki generasi ke-5 di Indonesia dan baru saja merilis model terbaru. Harganya berkisar antara Rp 22,5 juta hingga Rp 23,3 juta.
Salah satu kekurangan Fino dibanding Scoopy adalah kapasitas bagasi yang terbatas, hanya 8,7 liter. Sementara Scoopy memiliki bagasi yang lebih luas, yaitu 15,4 liter. Selain itu, Scoopy juga dilengkapi dengan fitur soket pengisian gadget untuk memudahkan pengguna.
Dari sisi performa mesin, Fino berada di atas Scoopy. Fino mengusung mesin Blue Core 125 cc berpendingin udara yang menghasilkan tenaga 7,0 kW / 8000 rpm dan torsi 9,6 Nm / 5500 rpm. Sementara Scoopy menggunakan mesin injeksi 110 cc enhanced Smart Power (eSP) berpendingin udara yang menghasilkan tenaga 6,6 kW / 7.500 rpm dan torsi 9,3 Nm / 5.500 rpm.
Menghadapi persaingan yang semakin ketat, Yamaha perlu segera melakukan pembaruan pada Fino agar tetap relevan di pasar. Jika tidak, bukan tidak mungkin pangsa pasar Fino akan terus tergerus oleh kompetitor-kompetitornya.