Pendahuluan
Transisi energi ke arah teknologi ramah lingkungan tengah menjadi perbincangan hangat di Indonesia, tak terkecuali di sektor transportasi. Seiring meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, masyarakat mulai beralih ke kendaraan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Artikel ini akan membahas perkembangan transisi energi di segmen mobil pribadi di Indonesia, dengan fokus pada perbandingan antara mobil hybrid dan mobil listrik.

Dominasi Mobil Hybrid
Meskipun pemerintah telah memberikan berbagai insentif untuk mendorong pertumbuhan mobil listrik, kenyataannya mobil hybrid masih menjadi pilihan yang lebih populer di kalangan masyarakat Indonesia. Faktor-faktor yang memengaruhi hal ini antara lain harga yang relatif lebih murah, ketersediaan infrastruktur pengisian ulang yang masih terbatas, dan kebiasaan berkendara masyarakat yang belum terbiasa dengan kendaraan listrik.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil hybrid terus mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2023, sebanyak 54.179 unit mobil hybrid didistribusikan di Indonesia, menguasai pangsa pasar otomotif sebesar 9,3%.

Tantangan bagi Mobil Listrik
Meskipun permintaan mobil listrik juga terus meningkat, namun masih menghadapi beberapa tantangan. Di antaranya adalah daya tempuh yang masih terbatas, ketersediaan stasiun pengisian ulang (SPKLU) yang belum merata, serta harga yang masih relatif mahal.

Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) menunjukkan bahwa emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh mobil listrik di Indonesia saat ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan mobil hybrid. Hal ini disebabkan oleh masih tingginya ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga batubara yang digunakan untuk menghasilkan listrik.

Kesimpulan
Transisi energi sektor transportasi di Indonesia masih dalam proses berjalan. Mobil hybrid saat ini menjadi pilihan populer karena berbagai alasan. Namun, pemerintah dan industri otomotif perlu terus mendorong pengembangan dan penggunaan mobil listrik untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060.

Selain itu, perlu adanya edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya transisi energi dan keunggulan mobil listrik, serta upaya untuk meningkatkan infrastruktur pengisian ulang dan mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga batubara. Dengan upaya bersama, transisi energi ke arah teknologi ramah lingkungan di sektor transportasi di Indonesia dapat menjadi kenyataan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini