Jakarta, – Industri otomotif di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) terus menunjukkan dinamika yang kompleks, dengan Thailand masih menjadi kontributor utama produksi mobil. Data terbaru dari Asean Automotive Federation mengungkapkan bahwa Negeri Gajah Putih menyumbangkan 36,7 persen dari total produksi mobil di ASEAN pada Agustus 2024.
Namun, dominasi Thailand menghadapi tantangan baru. Fluktuasi dan dinamika pasar yang tidak menentu telah menyebabkan penurunan produksi sebesar 20,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara kumulatif, produksi mobil Thailand hingga Agustus 2024 juga mengalami penurunan sebesar 17,7 persen.
Penurunan ini menunjukkan bahwa industri otomotif Thailand tidak kebal terhadap ketidakpastian global. Meski begitu, Thailand tetap menjadi pusat produksi dan rumah bagi pabrikan mobil global yang telah berinvestasi besar dalam infrastruktur dan rantai pasokan lokal.
Di sisi lain, Malaysia dan Filipina menunjukkan potensi pertumbuhan positif. Malaysia mencatat peningkatan produksi sebesar 8,9 persen, sementara Filipina mengalami lonjakan sebesar 34,7 persen. Hal ini menandakan bahwa sektor otomotif di kedua negara tersebut mampu beradaptasi dan berkembang di tengah kondisi pasar yang tidak stabil.
Indonesia, yang menempati posisi kedua setelah Thailand, mencatat penurunan produksi sebesar 14,6 persen. Sementara itu, Vietnam mengalami penurunan produksi sebesar 7,4 persen, sedangkan Myanmar mencatatkan pertumbuhan luar biasa sebesar 48,7 persen.
Secara umum, penurunan produksi mobil di ASEAN mencerminkan tantangan ekonomi global yang berdampak pada industri otomotif. Namun, potensi pertumbuhan di kawasan ini tetap ada, memberikan harapan bagi masa depan industri otomotif ASEAN.