Pemerintah Indonesia berencana melanjutkan program subsidi mobil listrik pada tahun 2025. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan hal tersebut dalam acara ekspor perdana Chery Indonesia di Bekasi.

Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap lesunya industri otomotif belakangan ini. Penurunan penjualan mobil listrik menjadi salah satu alasan pemerintah memberikan intervensi melalui stimulus dan insentif keuangan.

"Kita lihat bahwa salesnya sekarang sudah menurun, sehingga Gaikindo sendiri harus merevisi target yang mereka sudah tetapkan sebelumnya. Ini membutuhkan intervensi dari negara," ungkap Agus.

Sebelumnya, pemerintah telah memberikan bantuan berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 10% pada 2023 dan 2024. Namun, skema subsidi yang akan diterapkan pada tahun 2025 masih dalam tahap perumusan.

Menurut Agus, pemberian subsidi mobil listrik bertujuan untuk mendukung industri otomotif yang memiliki keterkaitan yang luas. "Sektor industri otomotif itu mempunyai backward linkage yang besar dan forward linkage yang besar. Sehingga seluruh ekosistem industri sektor otomotif itu merupakan sebuah kesatuan," jelasnya.

Selain subsidi, pemerintah juga tengah mempertimbangkan kebijakan lain untuk mengatasi masalah penurunan penjualan mobil yang disebabkan oleh lemahnya daya beli masyarakat.

Industri otomotif merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Keberlangsungannya perlu didukung oleh pemerintah agar dapat terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

Program subsidi mobil listrik yang akan dilanjutkan pada 2025 diharapkan dapat menjadi solusi tepat untuk merangsang penjualan dan memacu pertumbuhan industri otomotif Indonesia. Namun, perlu dipastikan bahwa skema subsidi yang diterapkan tepat sasaran dan efektif dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini