Ekspor mobil buatan Indonesia diproyeksikan mengalami penurunan pada tahun 2024. Hal ini disebabkan oleh melemahnya permintaan global. Kendati demikian, beberapa wilayah menunjukkan peningkatan permintaan pengiriman.
"Kami memperkirakan ekspor akan menurun karena permintaan global melemah," ujar Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, Rabu (30/10/2024).
Bob menjelaskan, penurunan permintaan global berkisar antara 5-10%. Namun, tren ini berbeda di setiap wilayah. Ada beberapa wilayah yang mengalami penurunan permintaan, sementara yang lain justru meningkat.
"Ada yang naik, tapi itu karena antisipasi gangguan logistik akibat perang di Timur Tengah," jelas Bob.
Menurut Bob, perang yang melibatkan negara-negara seperti Israel, Palestina, Libanon, dan Iran berpotensi menutup jalur logistik Terusan Suez. Untuk mengantisipasi hal tersebut, beberapa negara pengimpor meningkatkan stok mobil dari Indonesia.
"Mereka menambah stok untuk mengantisipasi kemungkinan penutupan Terusan Suez. Hal ini berimbas pada peningkatan pengiriman, bukan karena permintaan yang tinggi," kata Bob.
Bob menegaskan bahwa perang di Timur Tengah perlu dipantau secara cermat. Jika eskalasi konflik meningkat, jalur logistik Terusan Suez berpotensi terputus. Hal ini akan menyebabkan waktu pengiriman yang lebih lama dan biaya yang lebih tinggi.
"Kami melihat beberapa negara tujuan ekspor meningkatkan inventaris mereka untuk mengantisipasi hal tersebut," pungkas Bob.